REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump diminta untuk menghapus akun jejaring sosial Twitter miliknya. Selama ini, ia kerap menulis berbagai komentar yang terkadang kontroversial dan di antaranya bermaksud untuk menyerang lawan-lawan politiknya.
Baru-baru ini, sebuah jajak pendapat menunjukkan keinginan warga di Negeri Paman Sam yang ingin miliarder itu menghapus akun Twitter. Tercatat, lebih dari 60 persen masyarakat AS meminta hal itu secepatnya dilakukan.
Jajak pendapat dilakukan oleh Universitas Quinnipiac, Connecticut. Kebanyakan dari mereka yang ingin akun @RealDonaldTrump ditutup adalah orang-orang berusia antara 18-34 tahun.
Sementara, pendapat dari sisa warga yang mengikuti survei hanya menginginkan agar Trump memperbaiki kata-katanya di hadapan publik. Harapan mereka adalah, setelah ia resmi menjabat sebagai Presiden AS tutur bahasa pria berusia 70 itu jauh lebih baik.
Selama ini, akun pribadi Trump telah membuat sekitar 34 ribu kicauan di Twitter. Ia telah menjadi pengguna media sosial itu selama beberapa tahun untuk mempromosikan kepentingan bisnis dan mengungkapkan opini politiknya.
"Saya benar-benar memiliki sebuah koran sendiri di akun Twitter ini. Saat seseorang menyerang saya, saya juga akan bisa menyerang kembali mereka," ujar Trump dilansir The Independent, Rabu (11/1).
Namun, sebelumnya ia pernah berjanji untuk menjaga isi dari akun Twitter miliknya bila terpilih sebagai presiden AS. Terdapat isi cicitan yang ia tulis dalam beberapa waktu terakhir yang cukup menyita perhatian seperti membahas masalah Cina, aktor Arnond Schwarzenegger, serta aktris Meryl Streep.
Nantinya setelah dilantik, Trump juga akan mengelola akun resmi presiden AS @POTUS. Selama delapan tahun terakhir, akun ini digunakan oleh Presiden Barack Obama. Lebih dari 300 kicauan dalam jejaring sosial itu akan dihapus dan bersih terhitung 20 Januari mendatang.