Kamis 12 Jan 2017 08:50 WIB

Iran Terima Pesawat Airbus Baru, Pertama dalam 37 Tahun

Airbus A350
Foto: reuters
Airbus A350

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran secara resmi menerima pesawat komersil pertama dari Airbus buatan Prancis pada Rabu (11/1), kata surat kabar harian Tehran Times.

Pengiriman Airbus 321 itu merupakan pasokan pertama dari 100 pesawat yang dibeli Iran Air untuk memperbarui armada pesawat komersilnya yang menua. Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, Airbus A321 sudah meninggalkan Prancis dan akan segera tiba di Iran.

"Hari ini, bagi dunia penerbangan sipil di Iran adalah hari yang mengesankan. Perubahan pandangan internasional telah membantu peletakan dasar-dasar kesepakatan pembelian," kata Kepala Eksekutif Iran Air Farhad Parvaresh, di Toulouse, Prancis, saat upacara penyerahan pesawat pada Rabu.

Ia memuji kesepakatan itu sebagai salah satu kesepakatan paling penting dalam sejarah penerbangan sipil. Airbus 321 akan menjadi pesawat baru pertama yang dimiliki Iran setelah lebih dari 37 tahun.

Armada yang ada saat ini terdiri dari pesawat-pesawat yang dibeli sebelum revolusi Islam 1979. Semua pesawat yang dibeli setelah 1979 dari berbagai produsen merupakan pesawat bekas.

Pada Desember, Iran menandatangani kontrak dengan Airbus untuk pembelian 100 pesawat senilai lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp 238,9 triliun). Parvaresh mengatakan Iran Air akan menerima tujuh atau delapan Airbus pada 2017. Ia berharap pengiriman akan berjalan tepat waktu.

Pada Januari 2016, Iran menandatangani kesepakatan awal dengan Airbus untuk membeli 106 pesawat komersil. Namun, perjanjian itu masih harus menunggu izin dari Departemen Keuangan Amerika Serikat, yang baru keluar pada November.

Juga pada Desember, Iran Air mencapai kesepakatan dengan Boeing AS untuk pembelian 80 pesawat komersil. Perjanjian, yang ditandatangani di Teheran, itu berisi rencana pembelian 50 pesawat Boeing 737 dan 30 Boeing 777 dengan nilai keseluruhan sebesar 16,6 miliar dolar AS (Rp 220 triliun).

Pesawat-pesawat Boeing akan dikirimkan ke Iran dalam kurun waktu 10 tahun. Pengiriman pertama diperkirakan akan dilakukan pada 2018.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement