REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi akan kembali mencatatkan rekor penerbitan sukuk global terbesar pada Februari 2017 ini. Penerbitan sukuk tersebut merupakan alternatif sumber pembiayaan bagi Pemerintah Arab Saudi pasca-jatuhnya harga minyak dunia.
Global Head of Islamic Finance Fitch Ratings Bashar Al-Natoor mengatakan, diversifikasi sumber pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi merupakan hal yang wajar untuk setiap pasar di negara berkembang. Namun, penurunan harga minyak menjadi suatu keharusan bagi Arab Saudi untuk mulai melakukan diversifikasi sumber pembiayaan.
"Harga minyak lebih rendah dan telah menyebabkan penurunan cadangan pemerintah, sehingga mereka (Arab Saudi) harus mencari alternatif sumber pembiayaan," ujar Bashar dilansir Financial Times, Kamis (12/1).
Negara-negara Teluk seperti Qatar, Abu Dhabi, Oman, dan Bahrain mulai berpaling ke pasar modal untuk mencari alternatif sumber pembiayaan. Dengan meningkatnya aktivitas negara-negara tersebut di pasar modal, maka akan terjadi peningkatan penerbitan sukuk serta investasi syariah.
Pada 2016 lalu, Arab Saudi menetapkan rekor penerbitan sukuk sebesar 67 miliar dolar AS. Sementara itu, di negara lainnya seperti Pakistan, Indonesia, dan Malaysia telah menerbitkan sukuk global sebesar 9,4 miliar dolar AS pada 2016. Menurut Dealogic, jumlah tersebut mengalami peningkatan dari 2015 yang mencapai 6,3 miliar dolar AS.