REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Kongres Tahunan PSSI di Bandung akhir pekan lalu, publik sepak bola Tanah Air dikejutkan kabar rencana PSSI menarik pelatih kelas dunia untuk menangani timnas senior. Dua nama pelatih berdarah Spanyol muncul, yakni Luis Fernandez dan Luis Milla Aspas.
Kabar ini disambut beragam. Ada yang gembira dan antusias menantikan terwujudnya berita gembira itu. Di sisi lain, ada pula yang mencibir mengingat pada masa lalu pengurus PSSI pernah melontarkan keinginan serupa tapi hanya sebatas wacana karena terganjal dana.
Mendatangkan pelatih berpengalaman di level dunia, walaupun saat ini tak punya prestasi mentereng, tetap membutuhkan dana besar. Fernandez contohnya, ia dibayar sebesar 488 ribu euro setahun saat ditunjuk melatih timnas Israel pada 2010 silam. Ini setara Rp 7,95 miliar per tahun atau Rp 660 juta sebulan. Sebulan upah Fernandez kala menangani timnas Israel tujuh tahun lalu, bisa digunakan untuk menggaji mantan pelatih timnas senior, Alfred Riedl, selama enam bulan.
Fernandez punya rekam jejak cukup baik dengan pernah menukangi Paris Saint-Germain, Athetic Bilbao, Espanyol, timnas Israel, dan terakhir timnas Guinea pada tahun lalu.
Bayaran Milla boleh jadi tak jauh-jauh dari itu. Walaupun namanya tak begitu akrab di telinga pecinta sepak bola di Indonesia, Milla pernah membawa timnas Spanyol U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 pada 2011. Prestasi yang tak bisa diabaikan begitu saja meskipun di level senior atau klub polesannya tak cemerlang.
Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto berjanji keputusan pelatih yang akan dipilih untuk menukangi timnas senior sekaligus menangani timnas proyeksi SEA Games 2017 akan ditetapkan pada Ahad (15/1) seusai rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
Iwan mengatakan, ada sejumlah kesepakatan kontrak yang belum menemukan titik temu, meskipun ia enggan membeberkannya.
Seorang anggota Exco PSSI, kepada Republika.co.id pernah menyampaikan lambannya negosiasi antara PSSI dengan calon pelatih timnas senior dipengaruhi banyak faktor. Tapi besaran gaji tampaknya tak begitu signifikan dan menjadi masalah bagi PSSI.
"Ada yang kita kurang sreg dengan waktu kepelatihan," ujar dia.
Sumber tersebut mengungkapkan, Fernandez memang menjadi prioritas PSSi agar bisa membesut timnas senior. Namun, pelatih berpaspor Prancis tersebut tak ingin menetap sementara di Jakarta dan wilayah Indonesia lainnya. Situasi tersebut membuat PSSI sulit menerima.
"Kalau si Fernandez itu, yang enggak cocok karena dia maunya seminggu sekali melatih. Seminggu sekali datang ke Indonesia," kata dia.
Hal tersebut, tentunya menjadi sisi minus. Sebab, PSSI menghendaki pelatih yang siap sedia dan menghabiskan waktunya bersama timnas Garuda.
"Kalau yang Milla itu, dia masih bisa (mau menetap di Indonesia)," sambung sumber tersebut.
Kalau sudah begini, peluang Milla untuk melatih Andik Vermansah dan kawan-kawan bakal lebih besar. Apalagi Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi telah memberi isyarat kemungkinan besar pilihan jatuh kepada Milla yang lebih kompromistis saat negosiasi. Kita tunggu saja.