REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Tim pengacara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak puas hanya menyecar saksi pelapor Ahok, Irena Handono di persidangan. Mereka juga mengklaim telah menginvestigasi latar belakang Irena.
Tim penasihat hukum terdakwa kasus dugaaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Edi Danggur mengaku telah melakukan investigasi latar belakang para saksi pelapor dalam sidang kelima kasus dugaan penodaan agama yang menjerat kliennya. Salah satunya adalah saksi pelapor Irena Handono.
"Contoh Irena. Kami dapat dari berita acara pemeriksaan (BAP) dari Irena, langsung kami search cerita di internet tentang dia. Tapi ya tidak bisa dipercaya begitu saja. Jadinya, di-compare dengan bukti lain, kami ke Bandung, kan dia terangin kuliah di situ," kata Edi di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/1).
Tim penasihat hukum Ahok pun melakukan investigasi untuk mencari kebenaran dengan mencari salah satu biarawati, tempat Irena bersekolah seperti di dalam BAP. "Kami cari biarawati, ada dua biarawati. Hasil investigasi kami, hal 1 BAP pendidikan terakhir dia D3, hal 2 lulusan Institusi Filsafat Teologi Bandung. Dari dosen sana bilang Institut Filsafat Teologi Bandung tidak ada. Kampus itu sejak beberapa tahun lalu dihapus dan menyatu dengan Unpar, " jelas Edi.
(Baca Juga: Dicecar Pengacara Ahok Soal Tabayun, Ini Jawaban Irena Handono)
Kedua, sambung Edi, Irena menuliskan lulusan Diploma 3 pada 1975, sementara di Indonesia D3 baru dibuat pada 1980. "Saya dapat dari dosen di sana hanya ada BA tiga tahun dan Dra untuk wanita," ucapnya.
Tim investigasi juga mengunjungi salah satu teman biarawati Irena yang menyebut tidak mungkin ia mendapatkan gelar D3. Pasalnya, Irena hanya menjalani masa perkuliahan sekitar lima sampai enam bulan.