REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pembangunan pipa gas dari ruas West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Pemping di Kota Batam ditargetkan selesai pada akhir 2017 agar bisa segera memasok kebutuhan bahan bakar ke kota industri.
"Rencananya akhir tahun ini selesai. Saat ini dalam desain," kata Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmadja di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (12/1).
WNTS merupakan pipa panjang yang mengalirkan gas dari sumur di Natuna ke Singapura. Pemerintah bersama pihak terkait membuat pipa di antara WNTS dan menyambungnya, untuk membawa gas Natuna ke Indonesia melalui Pulau Pemping di Batam.
Wiratmadja mengatakan bila sudah tersambung, maka untuk tahap awal gas sebesar 50 MMSCFD akan dialirkan ke Batam untuk memenuhi kebutuhan PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN Bright) Batam. "Sebanyak 50 MMSCFD langsung untuk PLN. Nantinya juga bisa untuk yang lain-lain," kata dia.
Rencananya, gas itu juga akan dipasok sebagai bahan bakar gas untuk penerangan di pulau-pulau sekitar, demi pemerataan pembangunan. Namun, menurut Wiratmadja, pemerintah masih memikirkan pola yang cocok untuk mengantarkan gas ke pulau-pulau penyangga dan terdepan Indonesia.
"Untuk pulau-pulau sekitar sedang didiskusikan, master plan-nya seperti apa. Apa pakai pipa, LNG atau CNG. Dilihat pembangunan infratrukturnya untuk apa, karena masing-masing ada kelebihan," katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan pengaliran gas dari WNTS ke Batam tidak akan mengganggu pasokan gas dari Natuna ke Singapura. Gas yang akan dialirkan ke Batam sudah dipersiapkan khusus dan tidak termasuk dalam alokasi untuk Negara Jiran itu.
"Yang ini tidak akan ganggu kontrak dengan Singapura. Pemerintah tetap menghormati kontrak yang ada," kata dia.