REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Tim Badan Narkotika Nasional Kabupaten Batang, Jawa Tengah, terus memonitor kemungkinan peredaran ganja dan tembakau "Gorilla" dengan mengecek ke sejumlah perkebunan tembakau di daerah setempat.
Kepala BNN Kabupaten Batang Teguh Budi Santoso di Batang, Kamis, mengatakan bahwa berdasarkan hasil pengecekan ke sejumlah ladang tembakau, BNN belum menemukan adanya indikasi tanaman tembakau "Gorilla".
"Kami tidak mau kecolongan adanya peredaran tembakau 'Gorilla' itu sehingga terus dipantau. Meski belum ada indikasi tembakau 'Gorilla', kami akan terus memonitornya," katanya.
Demikian pula, katanya, soal adanya laporan warga tentang permen narkoba jenis jari-jari yang sempat ramai dikonsumsi siswa sekolah dasar. Ia mengatakan ternyata tidak terbukti adanya permen jenis itu yang mengandung narkoba.
"Kami sudah mendapatkan permennya dari pelapor dan sudah kami periksa. Akan tetapi, setelah diperiksa ternyata tidak mengandung narkoba," katanya.
Ia mengatakan wilayah perbatasan Kabupaten Batang dan Kendal, serta daerah pegunungan memang masih banyak ditemukan pertanian tembakau. Akan tetapi, kata dia, hingga kini belum ditemukan adanya penyimpangan penanaman tembakau.
"Kendati demikian, sekecil apapun informasi yang masuk, pasti kami tindaklanjuti agar tidak kecolongan karena peredaran narkoba memang semakin mengkhawatirkan," katanya.
Ia menjelaskan bentuk tembakau "Gorilla" mirip tembakau biasa, yaitu berwarna cokelat, berbentuk serbuk, lebih halus, seperti tembakau lintingan.
"Pengguna tembakau 'Gorilla' ini bisa membuat penikmatnya mengalamai efek seperti tertimpa gorila alias tak bisa menggerakkan tubuhnya. Adapun efek samping sementara adalah penggunanya delusi atau halusinasi, menyebabkan gangguan saraf, berkeringat, dan kesemutan," katanya.