REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Rusia pada Kamis (12/1) menandatangani perjanjian tentang pembentukan mekanisme serta koordinasi bagi keamanan penerbangan militer di Suriah, kata militer Turki.
Penandatangan dilakukan pada pertemuan yang dilangsungkan di Moskow antara perwakilan militer Rusia dan Turki. Menurut Angkatan Bersenjata Turki dalam suatu pernyataan, kedua pihak ingin menjamin adanya keselamatan penerbangan ketika mereka menjalankan operasi di Suriah.
"Tujuan kesepakatan ini adalah untuk merinci mekanisme bagi koordinasi dan kerja sama menyangkut keselamatan penerbangan Angkatan Udara Rusia dan Angkatan Udara Turki selama melaksanakan serangan terhadap target-target teroris," demikian bunyi pernyataan itu.
Hubungan Ankara dan Moskow sedang meningkat setelah Turki dan Rusia memperantarai kesepakatan perdamaian untuk seluruh wilayah Suriah. Kesepakatan gencatan senjata di Suriah dicapai pada Desember 2016 atas upaya kedua negara tersebut.
Rusia dilaporkan sudah mulai menggempuri posisi-posisi kelompok ISIS bersenjata di dekat al-Bab. Dukungan Rusia muncul setelah Turki mengecam koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang tidak mendukung serangan militer yang dilancarkannya terhadap ISIS.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia, Presiden Vladimir Putin juga kemungkinan akan bertemu bulan depan dalam kerangka Dewan Kerja Sama Tingkat Tinggi Turki-Rusia, menurut laporan surat kabar harian Daily Sabah yang mengutip seorang diplomat.