Jumat 13 Jan 2017 15:52 WIB

AS Tempatkan Ribuan Tentara di Polandia, Rusia Terancam

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: Reuters/Carlo Allegri
Tentara Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Beberapa orang terlihat melambaikan tangan dan mengacungkan bendera Amerika Serikat (AS) di Polandia. Mereka terlihat gembira menyambut kedatangan pasukan militer dari negara itu, Kamis (12/1).

Sejumlah tank dan kendaraan perang lain dari AS memasuki Polandia melalui wilayah barat daya. Pasukan Negeri Paman Sam akan menuju Zagan, kota di mana nantinya tentara negara itu memiliki basis.

Bagi tak sedikit warga di Polandia, kehadiran tentara AS telah menjadi impian sejak lama. Sejak berakhirnya era komunisme di negara itu pada 1989 lalu, mereka merasa masih terancam oleh Rusia.

"Ini adalah mimpi yang terpenuhi. Bukan hanya kehadiran simbolis, tapi juga kemmpuan nyata dari AS," ujar direktur dari lembaga pendanaan German Marshall di Warsawa, dilansir ABC News, Jumat (13/1).

 AS dan negara-negara Barat lainnya telah melakukan sejumlah latihan dalam beberapa tahun terakhir di sebelah timur Kawasan Samudera Atlantik Utara.

Namun, dengan ditempatkannya sekitar 3.500 tentara AS kali ini di Polandia, menandai pertama kalinya penyebaran lebih lanjut ke negara yang juga merupakan sekutu dalam NATO tersebut.

 Penempatan tentara AS di Polandia menjadi bagian dari komitmen Presiden Barack Obama menjelang akhir masa kepemimpinannya. Ia berjanji untuk melindungi sejumlah negara yang khawatir dengan Rusia.

Khususnya, saat aneksasi terhadap Crimea dilakukan oleh negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu pada 2014 lalu.

Polandia dan negara-negara yang tergabung dalam NATO di Kawasan Baltik juga merasa terancam dengan penyebaran rudal Rusia dengan jenis Iskander. Rudal berkemampuan nuklir itu sempat diluncurkan di Kaliningrad, wilayah antara Polandia dan Lithuania.

Rusia justru menilai tindakan AS kali ini sebagai sebuah ancaman, Dengan kehadiran militer di negara itu di dekat perbatasan mereka sebagai pihak ketiga.  "Tindakan ini mengancam kepentingan dan keamanan kami karena kehadiran militer asing sebagai pihak ketiga dekat perbatasan Rusia," ujar juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov.

Baca juga,  Rusia Pamer Kekuatan Nuklir.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement