REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membekukan sementara kegiatan drum band Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda, Jakarta Utara untuk memberikan efek jera terkait musibah meninggalnya salah seorang Taruna Amirullah Aditya Putra pada Selasa (10/1) malam.
Budi dalam tatap muka dengan dosen dan taruna senior di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat mengatakan kekerasan yang menyebabkan hingga seorang taruna tewas tersebut dilakukan dengan alasan pergantian pemain drum band dari Taruna Tingkat II ke Taruna Tingkat I.
"Kekerasan itu terjadi karena ada pergantian pemain drum band dan Taruna Tingkat II ini ingin mengatahui sejauh mana kemampuan Taruna Tingkat I dalam bermain drum band," ungkapnya.
Bukan hanya kegiatan drum band, Budi juga membekukan kegiatan ekstrakurikuler pedang pora. Kegiatan ini (drum band dan pedang pora) adalah kebanggaan, tapi juga sebagai arena perpeloncoan.
"Bukan saya menghilangkan kebanggaan dan kegembiraan, tetapi agar muncul suatu penyesalan secara kolektif," ucapnya.
Ia berharap dengan munculnya rasa penyesalan secara kolektif, bisa mencegah dan membentengi dari kegiatan yang bisa mencelakakan. Budi mengatakan akan mengaktifkan kembali kegiatan ekstrakurikuler tersebut, setelah kondisi dirasa betul-betul sudah kondusif.
Budi juga meminta Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Kemenhub Wahyu Satrio Utomo untuk mengganti kurikulum, silabus serta kegiatan yang lebih mencerminkan kasih sayang dan kekeluargaan.