REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Perdana Menteri Italia Paolo Gentiloni meninggalkan rumah sakit dan menggelar sidang kabinet, Sabtu (14/1), setelah menjalani bedah jantung pada awal pekan ini.
Beberapa dokter di Rumah Sakit Gemelli, Roma, menyatakan pria berusia 62 tahun itu, yang baru menjabat pada bulan lalu, telah melewati masa pemulihan dengan baik setelah menjalani pembedahan untuk membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung atau angioplasti secara darurat pada Selasa (10/1) malam.
Gentiloni, yang juga mantan Menteri Luar Negeri Italia, menjabat perdana menteri saat Matteo Renzi mengundurkan diri setelah usulnya merombak undang-undang dasar ditolak rakyat Italia melalui referendum pada 4 Desember 2016.
Dalam jajak pendapat di harian Corriere della Sera pada Sabtu, pemerintahan Gentiloni mendapatkan peringkat 33 persen atau meningkat jika dibandingkan dengan pada bulan lalu, yang hanya 25 persen, setelah dia menduduki jabatan tersebut.
Jajak pendapat sama menyebutkan bahwa Gerakan Bintang 5 yang antikemapanan sekarang merupakan partai politik yang lebih populer di Italia dengan mendapatkan 30,9 persen dukungan suara atau sedikit lebih unggul dibandingkan dengan Partai Demokrat, partai Renzi yang berhaluan kanan dengan perolehan 30,1 persen.
Gentiloni sebelumnya dilaporkan sakit ketika melakukan kunjungan di Paris pada Selasa lalu. Menurut jadwal resmi keluaran kantornya, PM Italia itu direncanakan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May di London pada 12 Januari.