Ahad 15 Jan 2017 11:30 WIB

Kedutaan Besar Palestina Resmi Dibuka di Vatikan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Paus Fransiskus bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Vatikan.
Foto: AP/Maurizio Brambatti
Paus Fransiskus bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Vatikan.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Kedutaan Besar Palestina dibuka di Vatikan. Paus Francis dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu pada Sabtu (14/1) sekaligus membuka secara resmi kedutaan.

"Kami sangat bersyukur Takhta Suci atau keuskupan sangat membantu dalam upaya perdamaian di Tanah Suci, dan dalam pembukaan kedutaan Palestina di Vatikan untuk pertama kalinya," kata Abbas.

Dilansir CNN, Abbas mengekspresikan kebahagiaan dan kebanggaannya pada tempat lahir Kristiani tersebut. Ini menjadi simbol komunitas Kristiani tertua di dunia pun tidak bermasalah dengan Palestina.

Pada kantor berita Palestina, WAFA, Duta Besar Palestina di Takhta Suci, Issa Kassissieh mengatakan ini adalah pencapaian signifikan bagi rakyat Palestina. Israel belum merespons berita ini. Israel sudah lebih dulu memiliki Kedubes di Vatikan.

Vatikan memiliki kebijakan mendukung solusi dua negara. Mereka percaya ini adalah jalan menuju perdamaian di Tanah Suci. Paus Francis mengambil langkah untuk meningkatkan profil Palestina dengan mendukung pembukaan kedutaan.

Vatikan sudah menganggap Palestina sebagai sebuah negara sejak November 2012. Saat itu PBB melakukan pemungutan suara untuk menganggapnya sebagai negara pengamat. Paus Francis secara resmi mengakui negara Palestina sejak Mei 2015 dalam dokumen legal.

Pada Juni 2014, Paus Francis menjamu Abbas dan Presiden Israel terdahulu Shimon Peres dalam acara berdoa Vatikan. Dewan Umum PBB mengadopsi resolusi pada September 2015 untuk mengizinkan Palestina mengibarkan bendera di depan markas besar PBB.

Menurut CNN, Abbas dilaporkan akan menghadiri konferensi Paris setelah kunjungan ke Vatikan. Menlu AS John Kerry juga akan hadir bersama perwakilan dari lebih 70 negara. Israel mengatakan tidak akan ikut berpartisipasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement