REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Yudi Latif, mengatakan demokrasi di Indonesia mengesampingkan konsensus yang sudah ada. Nilai-nilai kebangsaan yang disepakati dilewatkan.
"Kita memasuki demokrasi dengan lunturnya kualitas berpikir," ujar Yudi, dalam diskusi peringatan peristiwa Malari, di Balai Kartini, Jakarta, Ahad (15/1).
Menurut Yudi, hampir tidak ada pemikir dalam partai maupun DPR sebagai wadah pertimbangan. Bahkan, lanjutnya, lembaga riset milik negara pun tidak diberdayakan.
Kemudian, Indonesia juga mengalami kemunduran literasi. Karena itu, minat baca Indonesia rendah.
"Makanya cepat sekali terjadi kesenjangan karena liberalisme tak punya counter," kata Yudi.
Semestinya, Yudi menegaskan, demokrasi untuk semua. Selain itu, demokrasi seharusnyaa untuk keadilan.