REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum menyampaikan, seluruh pengungsi yang ada di masjid dan tempat pengungsian lainnya di Kota Bima akibat banjir susulan pada Jumat (13/1), sudah kembali ke rumah masing-masing pada Ahad (15/1).
Ia melanjutkan, seluruh sekolah kecuali madrasah tsanawiyah di Padolo, sudah bersih dari lumpur dan mulai digunakan untuk proses belajar mengajar esok hari. "Madrasah Tsanawiyah di Padolo masih butuh waktu 2 hingga 3 hari untuk pembersihan lumpur," ujarnya di Mataram, NTB, Ahad (15/1).
Sedangkan untuk pelayanan kesehatan, ia katakan, seluruh puskesmas mulai besok akan kembali melayani pasien seperti biasa. Meski kondisi terus membaik, dua titik dapur umum saat ini masih beroperasi di Kantor Kodim Bima dan kediaman Wakil Wali Kota Bima.
"Pasukan TNI yang berasal dari luar daerah pagi tadi sudah meninggalkan Kota Bima," ungkapnya.
Dia menambahkan, antisipasi juga telah diupayakan dengan pemasangan bronjong di Kelurahan Rabadompu Timur Tengah yang sedang berlangsung. "Dengan harapan jika sungai meluap tidak akan menerjang pemukiman warga," kata dia.
Dia menyebutkan situasi siaga bencana diperkirakan masih akan berlangsung hingga Maret mendatang. Ia mengajak seluruh masyarakat di Bima dan seluruh wilayah di NTB untuk lebih waspada.
"Waspada curah hujan tinggi dan angin kencang terutama warga yang bertempat tinggal di bantaran sungai dan lereng bukit yang rawan longsor," ucapnya menambahkan.