REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negera (SUN) berdenominasi dolar AS di semester pertama 2017. Hal ini menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) dan akan dilantik pada 20 Januari 2017 mendatang.
Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan menjelaskan, penerbitan obligasi valas di awal tahun ini diharapkan bisa mengantisipasi gejolak ekonomi global akibat kebijakan ekonomi pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump.
"Kita lihat situasi globalnya. Kalau global sedikit agak goyang, kita akan eksekusi percepat, tapi yang valas-valasnya," ujar Scenaider di Kementerian Keuangan, Jumat (13/1).
Sceinder juga menambahkan kekhawatiran atas gejolak ekonomi global yang dimaksud adalah sinyal yang diberikan Trump yang proteksionis dari Cina. Ia menilai, kebijakan tersebut bisa mendorong Cina melakukan kebijakan balasan untuk mengantisipasi proteksionisme AS.
"Kan Cina ada tindakan balasannya. di perkirakan gitu, Keduanya jadi worst, yang lain yang kena hubungan dengan negara itu dampaknya jadi kena," ujar dia.
Sementara global bonds yang tersisa untuk diterbitkan tahun ini adalah obligasi global syariah atau sukuk global, obligasi dalam yen Jepang atau samurai bonds, dan obligasi dalam euro.