REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Gubernur pejawat DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan transparansi merupakan strategi yang digunakannya selama menghadapi debat calon gubernur DKI Jakarta.
"Strategi kami adalah transparansi. Saya dan Pak Djarot adalah pejawat, jadi tidak boleh ada yang ditutup-tutupi," kata Basuki di sela-sela blusukannya di Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (16/1).
Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok sehari-hari itu, sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur pejawat, maka yang harus dilakukan adalah menyampaikan seluruh hasil kerja secara transparan. Calon gubernur bernomor urut dua itu mengungkapkan beberapa hasil kerja yang dapat disampaikan, di antaranya pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan lain-lain. "Yang penting transparan. Kita harus berani menyampaikan kebenaran, jangan sampai ada yang ditutup-tutupi. Kuncinya transparansi saja sudah," ungkap Ahok.
Masa kampanye untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 berlangsung mulai 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017. Sedangkan hari pemilihan akan jatuh pada 15 Februari 2017. Selama masa kampanye, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menyelenggarakan debat calon kepala daerah DKI Jakarta sebanyak tiga kali, yaitu pada 13 Januari, 27 Januari, dan 10 Februari 2017. Terdapat tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang terdaftar dalam Pilkada DKI 2017, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.