REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Nahyan menyebut Indonesia sebagai negara kunci. Hal ini disampaikan Abdullah pada saat memimpin pertemuan Asian Cooperation Dalogue (ACD).
Seperti dikutip siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (17/1), pertemuan tersebut melibatkan Menlu Thailand dan Sekjen ACD. Menlu RI Retno Marsudi turut diundang untuk memberikan pernyataan resmi.
"Kini saya akan mengundang Menlu dari negara yang merupakan teman sangat dekat dari negara-negara teluk. Negara yang merupakan pemain kunci di Asia, Menlu Indonesia, Ibu Retno," kata Menlu Abdullah dalam sesi Pertemuan Ke-15 ACD untuk Menteri Luar Negeri di Abu Dhabi.
Pernyataan khusus tersebut sempat membuat suasana hening seisi ruangan pertemuan. Namun kemudian mendapat sambutan hangat dari 34 peserta ACD yang sedang membahas isu kerja sama energi di Asia.
Saat menyampaikan pernyataan yang mendapat perhatian seluruh peserta itu, Menlu Abdullah juga menyinggung beberapa inisiatif Indonesia di bidang energi.
Ia juga menyampaikan keberhasilan sekolah Green School Bali yang berhasil mendapatkan penghargaan Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan “Future Energy Prize 2017” untuk proyek energi terbarukan kategori sekolah.
PTM ACD ke-15 yang dipimpin langsung oleh Menteri Luar Negeri Persatuan Emirat Arab, Sheikh Abdullah menyepakati dokumen Abu Dhabi Declaration, ACD Energy Action Plan 2017 – 2019 dan Concept Paper on Energy Water and Food Nexus untuk memberikan semangat pembaruan bagi ACD melalui fokus kerja sama pada sektor energi.