REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penambangan liar kembali berlangsung di Kecamatan pakem. Namun tidak seperti biasanya, aktivitas penggalian pasir kali ini tidak dilakukan di badan sungai, melainkan di lahan pekarangan pinggir dan belakang Museum Gunung Merapi (MGM), Dusun Boyong, Desa Hargobinangun, Pakem.
Warga setempat, Suharyanto (31) mengatakan, penambangan di wilayah tersebut sudah berlangsung sejak awal tahun lalu. Setiap harinya, lebih dari 100 truk lalu lalang di jalan masuk MGM untuk mengangkut pasir.
Bahkan karena penggalian pasir yang terlalu masif, saat ini permukaan tanah di sekitar MGM sudah turun sekitar tujuh sampai 10 meter. “Dulu awalnya MGM dan lahan di belakang masih tinggian lahan di belakang. Sekarang malah jadi tinggi MGM,” kata Suharyanto, saat ditemui di dekat lokasi tambang, Senin (17/1).
Selain mengubah permukaan tanah di wilayah setempat, aktivitas tambang juga melanggar aturan lalu lintas. Jalan MGM yang seharusnya tidak boleh dilewati truk besar, malah dijadikan jalur utama mengangku pasir.
Menurut Suharyanto, sebelumnya Dinas Perhubungan (Dishub) Sleman sudah pernah memasang rambu larangan melintas bagi truk. Namun rambu tersebut malah ditabrak dan dihilangkan. “Dishub sudah pasang larangan melintas dua kali. Tapi dua kali juga rambunya dihilangkan,” ujar Suharyanto.
Ia juga menceritakan, pada akhir 2016, pernah terjadi kecelakaan di sekitar lokasi tambang dekat MGM dan menyebabkan beberapa penambang meninggal karena tertimbun tanah. Maka itu, area tersebut sempat ditutup untuk beberapa saat.
Namun saat ini, aktivitas penambangan kembali berlangsung. Bahkan berdasarkan pantauan Republika.co.id di lapangan, di jalan masuk di pinggir MGM terdapat oknum pemungut retribusi liar dari truk-truk pegangkut pasir. Sementara tidak jauh dari jalan masuk, terdapat alat berat berupa excavator berwarna ungu yang sedang tidak dioperasikan.
Kepala Desa Hargobinangun, Rushartadi membenarkan adanya aktivitas penambangan dan excavator di dekat MGM. Namun menurutnya, alat berat tersebut digunakan untuk meratakan tanah, bukan mengeruk pasir.
“Tapi kalaupun tidak pakai alat berat atau manual, penambangan pasir di situ tidak diperbolehkan. Karena bisa merusak lingkungan,” ujar Rushartadi.
Dalam waktu dekat ini, ia berencana mengecek lapangan untuk memastikan seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh penambangan liar di sekitar MGM.