REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Bambang Setiaji berpendapat kerja sama yang selama ini dijalin pemerintah Indonesia dengan Cina dapat menimbulkan masalah besar di kemudian hari. Diketahui, pemerintah menjalin kerja sama dengan Cina dalam mengerjakan berbagai proyek pembangunan.
"Ini bisa membawa masalah yang sangat luas, kita tahu Cina sekarang sudah nomor satu di dunia dengan berbagai kemajuannya. Ini sangat krusial, bagaimana Indonesia dalam konteks berada di antara barat dan negara super power baru yaitu Cina yang berbatasan dengan Indonesia melalui laut Cina Selatan. Cina satu persen saja kita sudah takluk apalagi Cina nanti mempunyai kekuatan ekonomi, infrastruktur lebih besar," kata Bambang disela-sela membuka Kuliah Penguatan Rasa Kebangsaan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Gedung Siti Walidah, UMS pada Selasa (17/1) siang.
Karena itu dia mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dengan negri tirai bambu itu. Bambang berpandangan pemerintah akan lebih baik menjalin kerja sama dengan negara-neagar yang mempunyai lebih banyak modal namun kekurangan tenaga kerja seperti Jerman dan Jepang.
"Sebab teori ekonomi internasionalnya begitu, negara yang punya modal dengan negara kelebihan tenaga kerja ini komparatif sehingga terjadi peningkatan produktivitas. Cina ini kelebihan modal tapi juga kelebihan tenaga kerja, tidak match. Dari sisi akademik, kekhawatiran masyarakat ini ada dasarnya," kata dia.