REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Moskow siap membahas mengenai senjata nuklir dan konflik Suriah dengan Presiden AS terpilih, Donald Trump. Menurutnya, kedua negara ini bisa memecahkan banyak masalah dunia bersama-sama.
Dalam sebuah konferensi pers, Selasa (17/1), Lavrov menyanggah adanya bahaya yang menghubungkan Trump dengan Rusia. Trump, yang selalu memuji Presiden Vladimir Putin, telah mengisyaratkan perbaikan hubungan AS dengan Rusia, meskipun badan-badan intelijen AS menuduh Putin memerintahkan serangan siber untuk membantu Trump mengalahkan saingannya, Hillary Clinton, ke Gedung Putih.
"Trump memiliki pandangan berbeda dari pendahulunya. Dengan berkonsentrasi pada pencarian pragmatis untuk kepentingan bersama kita bisa memecahkan banyak masalah," kata Lavrov.
Ia menambahkan, konflik Suriah merupakan isu yang paling penting untuk dibahas AS dan Rusia. Kremlin menyambut pernyataan Trump yang mengatakan ingin memerangi terorisme global.
"Apa yang kami dengar dari Donald Trump (mengenai Suriah) dan timnya, menunjukkan bagaimana mereka memiliki pendekatan yang berbeda (dari Obama) dan tidak akan melakukan standar ganda," ujar Lavrov.
Mengenai Suriah, Lavrov mengatakan, perwakilan pemerintahan AS yang baru telah diundang untuk mengikuti perundingan damai yang dijadwalkan pada 23 Januari di Kazakhstan. Dia berharap para pejabat AS dapat hadir, karena acara itu akan menjadi kesempatan pertama bagi Moskow dan Washington untuk mulai berbicara lebih dekat untuk menjalin kerjasama Suriah.