REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA - Lebih dari 200 migran tewas di dua pekan pertama 2017. Mereka tenggelam saat menyeberang di perairan Mediterania atau mati beku di bawah cuaca dingin mematikan.
Total 226 pencari suaka kehilangan nyawa saat mereka mencoba mencapai Eropa. Angka tersebut berjumlah dua kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah migran yang tewas di periode yang sama, pada 2016.
Polisi Yunani harus menggali salju sebesar satu meter untuk mencari jenazah seorang pria yang meninggal dunia setelah menyeberangi Sungai Evros, dekat perbatasan Turki. Sejumlah pencari suaka harus tewas dalam suhu di bawah nol derajat Celsius.
International Organisations for Migration (IOM) mengatakan, para imigran sangat rawan terkena hipotermia. Tiga jenazah sempat ditemukan di dalam kapal, dan akan dibawa ke Lampedusa pada akhir pekan.
Pada Sabtu (14/1), sedikitnya ada 180 migran tenggelam saat kapal mereka terbalik sekitar 30 mil dari Pantai Libya. Hanya segelintir korban yang dapat ditemukan dalam operasi pencarian yang dilakukan Angkatan Laut Italia.
"Nampaknya kejadian ini mengakibatkan kematian lebih dari 100 orang, yang menjadi awal tahun yang tragis bagi korban," ujar perwakilan IOM Roma, Federico Soda, dikutip The Independent.