Rabu 18 Jan 2017 15:32 WIB

Ini Kelebihan dan Kekurangan Sistem Proporsional Terbuka

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda (kiri)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Hanta Yudha menilai, sistem proposional terbuka lebih baik daripada sistem tertutup. Menurutnya, sistem proporsional terbuka mampu memfasilitasi keanekaragaman masyarakat.

''Saya cenderung (Proporsional) terbuka, karena terbangun kedekatan antar pemilih. Ada keintiman antara pemilih dengan wakil rakyat,'' katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (18/1).

Keuntungan lainnya dari proporsional terbuka adalah, pemilih bisa memberikan suara secara langsung, sehingga bisa memperkuat partisipasi dan kontrol publik. Selain itu, dinamika internal partai cenderung dinamis, sehingga lebih menggairahkan infrastruktur partai.

''Caleg populer juga dapat mendongkrak elektabilitas partai,'' ujarnya.

Meski demikian, tidak ada sistem yang paling baik maupun unggul. Sistem Proposional terbukan juga memiliki kekurangan. Tergantung targetnya, apakah ingin memperkuat efektifitas pemerintahan atau memperkuat keterwakilan.

Kekurangan dari sistem tersebut adalah mereduksi peran partai, serta menimbulkan kontestasi antar kader di internal partai.  Hanta menambahkan, karena begitu terbukan, sistem ini membuat lemahnya kontrol partai terhadap kandidat, dan menghambat kader ideologis partai.

''Kalau dipaksa tertutup, maka seleksi calon mesti terbuka. Kalau perlu dilakukan pemilu internal yang demokratis atau konvensi terbuka, itu bisa memberi solusi,'' jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement