Oleh: Imam Nawawi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT melalui Alquran memaparkan riwayat para nabi dan rasul serta orang-orang beriman yang memiliki keagungan sifat baik dalam keteguhan, kesabaran, maupun optimisme akan adanya pertolongan Allah SWT.
Dalam situasi sulit dan jumlah yang kian sedikit, pasukan Thalut begitu optimistis bahwa Allah akan menyertai perjuangan mereka menegakkan kebenaran menumbangkan kezaliman Jalut.
Mereka berkata, "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar," (QS al-Baqarah [2]: 249).
Demikianlah bukti keimanan, yang di antaranya adalah mengimani yang gaib. Karena begitu urgennya, masalah iman kepada yang gaib ini Allah sandingkan dengan perintah shalat dan berinfak di jalan-Nya. Mereka inilah yang Allah kategorikan sebagai orang yang bertakwa dan memperoleh keberuntungan.
Oleh karena itu, mengetahui apa yang gaib sangat penting untuk menjadikan diri kita teguh dalam keimanan, sabar dalam perjuangan, dan tetap optimistis dalam kesulitan. Secara eksplisit, Allah SWT menyampaikan bahwa ada lima kegaiban yang mesti menjadi perhatian serius orang-orang yang beriman.
"Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS Luqman [31: 34).
Hari kiamat, turunnya hujan, apa yang di dalam rahim, apa yang terjadi besok, dan di mana akan meninggal dunia adalah lima hal yang tak satu pun manusia mengetahui, termasuk nabi dan para malaikat-Nya. Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah mesti merahasiakan lima perkara ini?
Jawabannya tentu agar seluruh kaum Muslimin bergantung dan berserah diri hanya kepada Allah SWT. Perihal kiamat dirahasiakan agar diri kita bersiap sedia melakukan banyak amal saleh, agar tidak termasuk orang yang merugi kala kiamat tiba secara tiba-tiba. Perihal hujan, pada 2015 sebagian kaum Muslimin di negeri ini merasakan bagaimana kemarau panjang terjadi dan memohon hujan kepada Allah dengan shalat Istisqa.
Muhammad Na'im Yasin dalam bukunya Al-Iman, Arkanuhu, Haqiqatuhu, Nawaqiduhu menjelaskan bahwa Allah tidak mengungkap rahasia kepada kita sedikit pun perihal kegaiban-Nya melainkan bentuk anugerah agar kita senantiasa berada di jalan-Nya.
Beriman kepada yang gaib, termasuk pada lima kegaiban di atas, akan melahirkan sikap teguh pendirian dalam mengemban perintah-perintah Allah. Menguatkan kesabaran, menghilangkan keputusasaan, serta meneguhkan keimanan dan ketakwaan.
Hal inilah yang ada pada diri Rasulullah, terutama kala dakwah mendapatkan hambatan dari pembesar Quraisy. "Demi Allah, seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan meletakkan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan meninggalkan urusan (dakwah) ini, sampai Allah menangkan atau aku binasa karenanya."