Kamis 19 Jan 2017 13:24 WIB

Peneliti ICZ Sebut Temukan 350 Spesies Baru di Pejantan

Tampilan halaman Dr Darrel di www.criticalzooloist.org.
Foto: criticalzooloist.org
Tampilan halaman Dr Darrel di www.criticalzooloist.org.

REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Peneliti Institute of Critical Zoologists (ICZ) melaporkan telah melakukan penemuan 350 spesies baru di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, Kepri melalui situsnya www.criticalzooloist.org. Temuan itu mengejutkan sejumlah masyarakat Tambelan.

"Saya sangat terkejut mengetahui hasil penelitian Dr Darrel Covman yang telah diterbitkan pada 21 Mei 2009 dan dipublikasikan melalui internet. Pulau Pejantan memiliki kekayaan endemik yang tak terduga," kata tokoh masyarakat Tambelan Robby Patria, Kamis (19/1).

Ia mengaku menemukan alamat resmi situs yang berlokasi di Kobe, Jepang, setelah menyusuri berita tentang sekolah rusak di Pulau Pejantan, Tambelan yang pernah dimuat di Antara.

Penasaran dengan Pulau Pejantan yang dimaksud, Robby pun mencari kontak tenaga ahli di dalam web dan berhasil melakukan komunikasi chat dari kontak yang ditemukannya di ICZ.

"Hasilnya, pihak ICZ menyarankan membuka Google Map untuk lokasi Pulau Pejantan dan Google Map membuktikan bahwa Pulau Pejantan berada di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia," ujar Robby.

Menurut dia, riset Dr Darrel yang berlangsung dari 2005 hingga 2009 itu menyatakan bahwa mereka telah menemukan sekitar 350 spesies keanekaragaman hayati baru.

Dr Darrel merupakan Manajer Proyek Komite Ilmiah Sistem Informasi Keanekaragaman Hayati Pasific Research Island, menuliskan bahwa hampir 50 spesies baru tersebut adalah untuk zoologi.

Ia menyatakan akan bertanggung jawab terhadap ekspedisi ICZ tentang akses data keanekaragaman hayati yang diambil selama tiga ekspedisi di Pulau Pejantan tersebut.

Sebagaimana yang ditulis dalam www.criticalzooloist.org topik yang terdapat di Pulau Pejantan merupakan hal kompleks karena tidak bisa mendapatkan gambaran sederhana dari evolusi hewan dan penjelasan sederhana yang cocok untuk semua kelompok organisme hidup di Pulau Pejantan.

Di antaranya ada serangga yang hidup langsung dari deposit tercurah mineral 'black geyser' dan jenis burung yang sangat bergantung pada kabut pagi di pulau tersebut.

"Tujuan dari penelitian mereka di Pulau Pejantan karena pulau tersebut terpencil, terisolasi namun menghasilkan beberapa endemik reptil, burung, dan mamalia yang bersekutu dengan spesies dari subtropis Ryukyus dan era pra-jurassic," kata Robby.

Menurut dia, jika riset ICZ tersebut benar di Pulau Pejantan, Kecamatan Tambelan, maka Tambelan dapat menjadi pusat riset dunia. "Ini karena spesies di Pejantan tidak ada di negara lain seperti yang disampaikan tim riset Jepang tersebut," ujarnya.

Namun ia kritis soal masuknya penelitian dari Jepang yang tidak diketahui oleh pemerintah Indonesia mulai dari 2005-2009 di Pulau Pejantan tersebut. "Artinya kan mereka bolak balik ke Pejantan, bahkan orang Tambelan pun tak tau," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement