REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesai (MUI) Din Syamsuddin, mengungkapkan keinginan mempertemukan langsung Wantim MUI dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan itu bertujuan menyampaikan keresahan atas kondisi bangsa Indonesia belakangan ini.
"Jika beliau tidak memenuhi undangan ke sini (MUI), kita akan minta waktu untuk bertemu di Istana Negara," kata Din di rapat pleno Wantim MUI, Rabu (18/1).
Wantim MUI, lanjut Din, merasa sangat perlu melakukan dialog dari hati ke hati, sekaligus menjalin komunikasi di antara ulama dan umara (pemerintah). Karenanya, ia menuturkan, mulai saat ini rapat pleno Dewan Pertimbangan MUI akan selalu menghadirkan umara, demi menjalin komunikasi atas kondisi terkini bangsa.
Din melihat, pertemuan atau komunikasi yang dijalin ulama dan umara memiliki banyak manfaat. Mengingat, umat Islam belakangan semakin sering berada di posisi tertuduh. Selain itu, dia berpendapat, pertemuan akan mampu menjernihkan persoalan yang mungkin ada, serta mencari solusi atas berbagai permasalahan bangsa. "Ke depan Wantim MUI akan meningkatkan hubungan strategis ini, tentu lewat dialog," ujar Din.
Din mengingatkan, Wantim MUI sendiri merupakan 99 orang yang terdiri dari 70 Ketua Umum ormas-ormas Islam, serta 29 cendekiawan Muslim di Indonesia. Karena itu, Din melihat, berbagai pertemuan, komunikasi, dan dialog Wantim MUI dengan pemerintah sangat berarti, termasuk bagi Presiden Joko Widodo sebagai pertimbangan.