Kamis 19 Jan 2017 19:18 WIB

Bawaslu: Indeks Kerawanan Pilkada DKI Jakarta Berpotensi Naik

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Bawaslu
Bawaslu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Muhammad, mengatakan indeks kerawanan Pilkada DKI Jakarta berpotensi mengalami kenaikan. Kerawanan diperkirakan semakin meningkat jelang pemungutan suara pada 15 Februari mendatang.

Muhammad menuturkan, indeks kerawanan Pilkada DKI saat ini masih berstatus sedang. Aspek status kerawanan masih sama dengan tahun lalu, yakni terkait kontestasi.

"Status itu berpotensi meningkat dari sedang menjadi rawan. Terlebih,  menjelang pemungutan suara ada beberapa kondisi yang mendukung hal itu," ujar Muhammad di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Kamis (19/1).

Kondisi yang mendukung antara lain aktivitas saling melapor antar pendukung paslon. Lemahnya pengawasan juga dianggap sebagai faktor pendukung.

"Tetapi, status rawan bisa diantisipasi sejak dini dengan meningkatkan pengawasan. Kami juga mengimbau masing-masing tim sukses lebih fokus kepada kampanye, bukan malah saling melapor hal-hal yang di luar prinsip, " tegas dia.

Pada akhir 2016 lalu, Bawaslu RI telah merilis  potensi indeks kerawanan Pilkada 2017. Dalam rilis tersebut, ada empat provinsi yang berstatus kerawanan tinggi yakni Papua, Papua Barat, Aceh dan Banten. Sementara kerawanan sedang adalah DKI Jakarta, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Bangka Belitung. Selain daerah-daerah tersebut dinyatakan  masuk kategori kerawanan ringan.

Muhammad menambahkan, saat ini ada beberapa daerah dengan status kerawanan yang masih tinggi. Dia menyebut indeks kerawanan pilkada Papua masih tinggi.

Sementara itu, indeks kerawanan Pilkada di beberapa daerah, seperti Bangka Belitung disebut telah turun.

"Di Bangka Belitung saat ini kampanye cenderung kondusif. Kerawanan bisa turun karena koordinasi yang cukup baik dari pengawas, pemda setempat dan peserta pilkada," ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement