Jumat 20 Jan 2017 00:27 WIB

Komoditas Pakan Ternak Dominasi Arus Barang di Tanjung Perak

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kesibukan di Pelabuhan Tanjung Perak
Foto: MARINEINDO.COM
Kesibukan di Pelabuhan Tanjung Perak

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakan ternak jenis Soyabean Meal (bungkil kedelai) menjadi komoditas paling tinggi yang tercatat dalam arus barang selama 2016 di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Arus bongkar muat komoditas ini tercatat sebanyak 143,39 ribu ton per meter kubik sepanjang 2016. Komoditas gandum berada pada posisi kedua dengan total muatan 128,68 ribu ton per meter kubik.

"Komoditas soyabean meal dan gandum ini termasuk dalam kategori curah kering yang memang arusnya paling tinggi di Pelabuhan Tanjung Perak selama tahun 2016," kata Kepala Humas Pelabuhan Tanjung Perak, Fernandez Ginting saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (19/1).

Ia menjelaskan, arus muatan curah kering sepanjang tahun 2016 tercatat sebanyak 6,52 juta ton per meter kubik. Jumlah muatan ini naik 9 persen dibandingkan 2015 yang mencapai 5,97 juta ton per meter kubik.

Komoditas lainnya yang termasuk dalam 20 komoditas utama arus barang di Pelabuhan Tanjung Perak pada 2016 di antaranya, minyak sawit sebanyak 72,9 ribu ton per meter kubik, pulp sebanyak 68,3 ribu ton per meter kubik, soyabean sebanyak 61,6 ribu ton per meter kubik, steel slabs sebanyak 55,4 ribu ton per meter kubik, raw sugar sebanyak 54,1 ribu ton per meter kubik, semen sebanyak 52,9 ribu ton per meter kubik, steel billets sebanyak 44,7 juta ton per meter kubik, dan barang kelontong umum sebanyak 32,3 ribu ton per meter kubik.

Secara keseluruhan, realisasi arus barang dari Januari-Desember 2016 di Pelabuhan Tanjung Perak tercatat 14,20 juta ton per meter kubik, atau naik 10 persen dibandingkan realisasi 2015 yang sebanyak 12,91 juta ton per meter kubik.

Secara rinci, arus barang pada 2016 ini terdiri atas general cargo sebanyak 5,02 juta ton per meter kubik, bag cargo sebanyak 820,36 ribu ton per meter kubik, curah cair sebanyak 1,83 juta ton per meter kubik, dan curah kering mencapai 6,52 juta ton per meter kubik.

Jika dilihat dari asal barang, komoditas tersebut berasal dari bongkar internasional (impor) sebanyak 8,19 juta ton per meter kubik, muat internasional (ekspor) sebanyak 499,68 ribu ton per meter kubik, bongkar domestik sebanyak 4,22 juta ton per meter kubik, dan muat domestik sebanyak 1,29 juta ton per meter kubik.

"Memang arus barang bongkar muat internasional tercatat mengalami kenaikan, sedangkan arus barang antar daerah di Indonesia justru mengalami sedikit penurunan. Namun, kami tidak bisa memprediksi faktor yang mempengaruhinya," ujar Ginting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement