REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung menutup pendakian ke Gunung Kaba, gunung api aktif setinggi 1.952 meter di atas permukaan laut di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu. Tujuannya, untuk pemulihan ekosistem kawasan taman wisata alam itu.
"Perlu ada penyegaran ekosistem atau bisa disebut pemulihan karena tingginya tingkat kunjungan yang tentu berpengaruh bagi kawasan," kata Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Bengkulu-Lampung, Said Jauhari di Bengkulu, Jumat (20/1).
Kawasan Gunung Kaba lebih dikenal dengan nama taman wisata alam (TWA) Bukit Kaba di bawah pengelolaan BKSDA Bengkulu-Lampung ditutup selama tiga bulan sejak Januari hingga Maret 2017.
Said mengatakan pemulihan yang dimaksud misalnya sejumlah flora atau tumbuhan-tumbuhan yang terpijak para pendaki dapat tumbuh kembali dengan alami atau memulihkan diri.
Selain memberikan kesempatan bagi tumbuh-tumbuhan untuk berkembang secara alami, penutupan pendakian juga dilakukan untuk penyelenggaraan "sapu gunung" atau pembersihan sampah-sampah sisa pengunjung. "Petugas juga mengadakan 'sapu gunung' untuk membersihkan sampah-sampah anorganik yang dibuang sembarangan oleh pengunjung," ucapnya.
Penutupan pendakian tambah Said, merupakan jadwal rutin yang dilakukan setiap tahun untuk memperbaiki ekosistem TWA Bukit Kaba.
Gunung Kaba merupakan gunung api aktif yang dipadati para pendaki sepanjang tahun. Puncak gunung ini dihiasi dengan dua buah kawah yang masing-masing berwarna hijau dan putih kecoklatan.
Terdapat dua jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak. Jalur pertama menyuguhkan pemandangan hutan lebat yang penuh semak belukar dengan jurang di kanan-kirinya.
Sedangkan jalur yang lain telah dikeraskan dengan menggunakan aspal. Waktu tempuh dari pos pendakian menuju puncak sekira dua sampai tiga jam perjalanan.