REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Saudi Binladin Group (SBG) sedang melakukan negosiasi dengan bank untuk memperpanjang pembayaran fasilitas pinjaman syariah sebesar 10 miliar riyal atau 2,7 miliar dolar AS. Kontraktor Arab Saudi tersebut harus berurusan dengan penundaan proyek dan keterlambatan pembayaran, karena pemerintah memangkas anggaran belanja akibat dampak rendahnya harga minyak dunia.
Dilansir Reuters, Jumat (20/1), SBG telah meminta perpanjangan hingga akhir 2019 untuk fasilitas sindikasi. Dana tersebut digunakan sebagai modal kerja untuk mendanai perluasan Masjidil Haram. Proyek pembangunan sempat tertunda karena pemerintah menunda beberapa rencana pengeluarkan.
Hinga berita ini diturunkan, SBG dan Kementerian Keuangan Arab Saudi belum bersedia memberikan komentar. Semestinya pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada akhir 2017 bertepatan dengan selesainya proyek. Pemerintah Saudi melakukan proyek pembangunan dan perluasan untuk mengakomodasi peningkatan jumlah jamaah haji maupun umrah yang datang ke Makkah.