REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang pria tewas diterkam buaya dengan panjang 3,5 meter di jalan setapak bebatuan, Cahill's Crossing di Kawasan Australia Utara. Daerah tersebut terkenal rawan buaya. Pria tersebut diserang buaya setelah mencoba menyebrang sungai East Alligator River, yang dikatakan polisi sebagai tindakan 'bodoh'.
Pria berusia 47 tahun, asal komunitas terpencil Gunbalanya, mencoba menyeberang bersama dua orang wanita Kamis (19/1) pukul 4 sore. Cahlili's Crossing bukanlah jembatan penyeberangan. Saat penyerangan buaya terjadi, situs Pemerintah Kawasan Australia Utara memberikan anjuran bahwa hanya kendaraan jenis four-wheel drive yang bisa menyebrang.
"Cahlil's Crossing terkenal sebagai daerah rawan buaya dan berjalan diatasnya hanyalah suatu kebodohan," kata Bob Harrison, dari Kepolisian Kawasan Australia Utara.
Baca: Pria Australia Tewas Diterkam Buaya Sepanjang 3,5 Meter
"Anda bertaruh dengan nyawa, setelah tahu besarnya buaya-buaya di daerah itu."
Bob mengatakan kedua wanita berhasil menyebrang dengan aman, namun mereka tidak menyaksikan serangan buaya. Mereka tahu setelah menyadari pria tersebut tidak ada. Tubuh korban ditemukan Kamis malam, sekitar 2 kilometer dari aliran air, bersama dengan buaya yang menyerangnya. Buaya tersebut kemudian ditembak mati.
Tidak mudah mencari solusi
Wali Kota dari Daerah Arnhem Barat, Lothar Siebert, kenal dengan korban tewas dan menyebutnya sebagai orang yang sangat periang. "Saya benar-benar terpukul, karena kehilangan dirinya," kata Wali Kota Siebert.
Ia mengatakan warga secara teratur berjalan melintasi Cahlil's Crossing, termasuk anak-anak, dan itu beruntung belum ada anak-anak jadi korban. Siebert mengatakan ada yang harus dilakukan di kawasan Crossing
Mr Siebert mengatakan perlu melakukan sesuatu untuk jalan setapak Cahlil's Crossing, tetapi karena gabungan lahan publik dengan tanah Aborigin sehingga membutuhkan izin dan ini bukanlah hal yang mudah.
"Dewan Northern Land, Taman Nasional dan pemilik lahan adat telah melakukan percakapan. Kami sebagai dewan tidak bisa memberikan masukan dalam hal ini. Ini adalah masalah lahan dan harus diselesaikan oleh mereka," katanya.
Mr Siebert mengatakan sebuah jembatan akan menjadi solusi, tetapi di saat musim hujan lebat, warga masih tidak dapat menyeberang sungai dengan selamat.
Warga tetap pergi meski ada peringatan
"Ada tanda-tanda peringatan untuk tidak berenang atau masuk ke adalam air di Cahlil's," kata Bob Harrison.
"Lintasan setapak itu telah menyedot perhatian dunia, tapi orang-orang terus melakukannya dan sayangnya dalam kejadian ini, satu orang kehilangan nyawanya."
Mobil-mobil juga banyak yang terjebak di jalan setapak ini, dan di tahun 1987, seorang pria berusia 40 tahunan secara teratur mendapatkan terdampar di persimpangan, dan pada tahun 1987 seorang pria 40-tahun diterkam bagian kepalanya saat sedang memancing.
Telah banyak foto-foto dan video dari orang-orang yang berada di Cahlil's Crossing, dan pada bulan Oktober tahun lalu, seorang wanita mencoba untuk mengusir buaya besar yang sandal jepit yang membuntutinya di tepi sungai.
Penjaga hutan dan polisi akan mengambil tubuh buaya hari ini, untuk membantu proses penyelidikan.
Diterjemahkan pukul 11:45 AEST 20/1/2017 oleh Erwin Renaldi dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini