REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor yang sekaligus miliarder George Soros menyebut bahwa Presiden Amerika Serikat yang baru Donald Trump adalah seorang penipu.
"Seorang penipu, dan (seorang) calon diktator," Kata Soros ketika berbicara saat makan malam tahunan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, seperti dilansir BBC, Jumat (20/1).
Soros sangat yakin bahwa Trump tidak akan bisa lolos untuk menjadi seorang diktator. Menurutnya, ide-ide yang membimbing Trump pada dasarnya sangat bertentangan. Trump yang memiliki tiga kepala staf bahkan tidak bisa bersatu dan malah berkelahi satu sama lain.
Lihat juga: Soros Kehilangan Kekayaannya Rp 13,263 Triliun Sejak Trump Terpilih
Soros tanpa henti mengkritik Trump sejak kemenanganya yang mengejutkan pada pemilu Presiden AS pada 2016 lalu. Kedua tokoh ini memang memiliki sejarah gesekan. Selama masa kampanye 2016, Soros menyumbangkan sekitar 10 juta untuk Hillary Clinton, rival Trump.
Manajer hedge fund, yang awalnya menjadi terkenal karena membuat 1 miliar dolar AS dengan bertaruh pada devaluasi mata uang poundsterling pada 1992, dilaporkan telah kehilangan hampir 1 miliar dolar AS setelah pasar saham anjlok pasca kemenangan Trump.
Dia juga mengatakan bahwa tidak mungkin untuk memprediksi persis bagaimana Trump akan bertindak karena dia tidak diharapkan untuk menang, dan hanya mulai berpikir serius tentang apa yang akan ia lakukan setelah ia terpilih.
Soros juga memperingatkan bahwa Trump akan membagi AS. "Siapapun yang tidak setuju dengan dia bukan bagian dari orang-orang," katanya.