Jumat 20 Jan 2017 15:15 WIB

Serpihan Emas untuk Korban Banjir Bandang Thailand

Tambang emas rakyat, ilustrasi
Tambang emas rakyat, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANG SAPHAN - Banjir bandang menghancurkan ratusan hektar sawah dan kebun di wilayah Thailand selatan pada awal pekan 2017. Sejumlah petani di distrik Bang Saphan, 240 km dari ibukota Bangkok, mengalami kerugian besar atas bencana alam tersebut.

Namun penduduk distrik Bang Saphan belajar mengubah kesulitan menjadi peluang. Di tengah krisis, mereka justru berlomba mencari emas di kanal Klong Thong atau 'Golden Kanal', yang juga terkena terdampak banjir.

Banyak dari mereka berbondong-bondong membawa panci untuk memilah emas dari tanah dan botol kaca kecil untuk menyimpan emas yang telah ditemukan. Beberapa keluarga terlihat membawa bekal untuk dimakan saat istirahat.

"Ini adalah kegiatan yang dilakukan turun-temurun. Setiap ada banjir dan air telah surut, penduduk setempat akan pergi mencari emas," kata Boonyarit Daengraksa, wakil kepala kecamatan Ron Thong, tempat kanal Klong Thong berada, dikutip New York Times.

Nusra Tubtang (72), seorang petani nanas, yang kebunnya hancur terkena banjir, mengatakan ia mendatangi kanal untuk menghilangkan stres. Menurutnya, selama tiga hari terakhir ia mampu mengumpulkan partikel-partikel kecil emas senilai dengan 35 dolar AS atau Rp 455 ribu.

Para penduduk desa umumnya menemukan serpihan kecil dari emas. Mereka yang beruntung dapat menemukan bongkahan emas berukuran agak besar senilai 1.000 dolar AS atau Rp 13 juta.

Pembeli emas, Kritsada Muadnoi, mengatakan dengan menggunakan panci atau saringan, sekop dan kaleng, dan mencari selama empat sampai lima jam, penduduk bisa menemukan beberapa serpihan emas. Mereka bisa menjualnya setidaknya 300 sampai 500 baht (sekitar Rp 130 ribu sampai Rp 195 ribu).

"Warga desa dapat menggunakan uang tersebut untuk menghidupi diri sendiri selama krisis. Kami beruntung alam telah memberikan kompensasi setelah bencana," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement