Jumat 20 Jan 2017 16:41 WIB

MUI Dalami Tiga Vaksin Kemenkes

Anak diimunisasi
Foto: Safebee
Anak diimunisasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Asrorun Niam Sholeh mengatakan perlu pendalaman terkait kebolehan tiga vaksin wajib yang diprogramkan Kementerian Kesehatan di tahun 2017. Tiga vaksin Kemenkes yaitu Measles Rubella (MR), Pneumococcus dan Human papillomavirus (HPV)

"Perlu didalami," kata Niam menjawab soal kebolehan secara syariah terhadap tiga vaksin saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (20/1).

Segala hal terkait vaksin, kata Niam, dapat merujuk pada fatwa MUI soal imunisasi yang keluar pada awal 2016. Fatwa imunisasi itu adalah Fatwa Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 23 Januari 2016 yang berisi sejumlah ketentuan hukum terkait imunisasi.

Fatwa itu menjelaskan imunisasi pada dasarnya dibolehkan sebagai bentuk upaya mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjangkitinya suatu penyakit. Dalam prosesnya, imunisasi dapat menggunakan vaksin. MUI dalam fatwa tersebut mewajibkan imunisasi untuk menggunakan vaksin yang halal dan suci.

Sementara itu, penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukumnya haram dengan tiga pengecualian. Pengecualian itu, vaksin digunakan pada kondisi darurat atau mendesak, belum ditemukannya bahan vaksin yang halal dan suci, adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan terpercaya apabila tidak ada yang halal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement