Sabtu 21 Jan 2017 10:41 WIB

Obama tak Mau Gunakan Kata Islam Saat Sebut Teroris

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Presiden AS Barack Obama bersama istri Michele Obama di atas panggung saat pidato perpisahannya di Chicago, AS, Selasa (11/1) waktu setempat.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Presiden AS Barack Obama bersama istri Michele Obama di atas panggung saat pidato perpisahannya di Chicago, AS, Selasa (11/1) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Selama ini Presiden Donald Trump sering mencemooh Presiden Obama karena tak menggunakan frase kata teror kelompok radikal Islam. Obama menegaskan kalau menggunakan frase kata teror kelompok radikal Islam maka akan membuat masyarakat jadi bingung membedakan antara teroris dengan umat Islam yang cinta damai.

Sementara Hilarry Clinton mengatakan, jika memakai kata teror kelompok radikal Islam maka kelompok teroris akan senang karena mereka berhasil membuat propaganda kalau Islam berperang melawan Amerika Serikat. Padahal faktanya tidak begitu. Banyak umat Muslim yang cintai damai tinggal di Amerika.

Gedung Putih menyatakan, mereka akan memperbaiki hubungan dengan Rusia di era Trump. Trump selama ini sering mengatakan, kami senang ketika musih lama menjadi kawan dan kawan lama menjadi sekutu.

Namun Trump menolak jika disebut akan menjadikan Rusia sebagai sekutunya.  Ia berjanji akan membangun militer Amerika termasuk melebarkan Angkatan Laut, Angkatan Udara, Jumat (20/1).

Ia juga akan keluar dari Trans-Pacific Partnership yang diupayakan oleh Obama. Trump menilai perdagangan internasional telah melukai pekerja Amerika. Perdagangan Amerika di era Trump akan meletakkan kepentingan Amerika di atas yang lain.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement