Sabtu 21 Jan 2017 18:12 WIB

Masyarakat Yogyakarta tidak Perlu Khawatir Antraks

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Teguh Firmansyah
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dalam beberapa hari ini masyarakat DIY diresahkan oleh isu antraks yang bermula di Desa Purwosari, Girimulyo, Kulonprogo. Pasalnya penyakit yang disebabkan oleh Bacillus anthracis ini telah mengakibatkan kematian pada ternak dan seorang warga.

Meski demikian, Ketua Tim Respon Cepat Waspada antraks Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Riris Andono Ahmad mengimbau agar masyarakat tidak panik, namu tetap waspada.

“Antraks pada manusia dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat,” tegasnya saat konferensi pers di Ruang Fortakgama UGM, Sabtu (21/1).

Di sisi lain, antraks juga tidak bisa ditularkan dari manusia ke manusia. Penularan bakteri ini terjadi saat manusia mengalami kontak dengan hewan terinfeksi antraks. Penularan antraks sendiri dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan, bangkai atau produk hewan sakit yang terinfeksi antraks.

Adapun hewan yang mudah terinfeksi bakteri antraks adalah pemakan rumput seperti kambing, sapi, gajah, domba, dan kuda. “Penyakit ini bisa menyerang kulit, saluran cerna, serta saluran pernafasan. Orang yang terinfeksi antraks dapat meninggal, karena bakteri sudah menyerang ke saluran pernafasan dan organ lain,” papar Riris.

Untuk mencegah penularan antraks, Riris menekankan pentingnya menjalani pola hidup bersih dan sehat. Apabila ingin mengonsumsi daging disarankan membeli daging dari rumah pemotongan hewan (RPH) yang bersertifikat. Selanjutnya dimasak dengan matang hingga suhu 120 derajat celcius atau benar-benar matang.

Pakar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UGM, Abu Tholib mengemukakan, 99 persen kasus antraks di seluruh belahan dunia menyerang kulit. “Yang menyerang kulit itu pun dapat disembuhkan,” ujarnya.

Baca juga,  Antraks Diduga Serang Warga Sleman.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement