Sabtu 21 Jan 2017 18:18 WIB

Kampanye Bisa Pengaruhi Opini Masyarakat Lebih Signifikan

Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Hanta Yudha AR menilai kampanye yang dilakukan pasangan calon kepala daerah kepada masyarakat memberikan pengaruh besar dibandingkan dengan hasil survei oleh lembaga survei.

"Kampanye yang dilakukan pasangan calon kepala daerah dapat mempengaruhi opini masyarakat lebih signifikan untuk memilih pasangan calon tersebut," kata Hanta Yudha pada sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (21/1).

Menurut Hanta, kalau hasil survei dari lembaga survei hanya menyimpulkan persepsi masyarakat dari penilaian yang diberikan masyarakat sebagai responden dan tidak memberikan pengaruh signifikan pada pembentukan opini masyarakat.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia ini menjelaskan, meskipun hasil survei pengaruhnya tidak signifikan, tapi banyak pasangan calon kepala daerah atau tim suksesnya yang menggunakan hasil survei untuk menggiring opini masyarakat.

"Cara seperti itu harus dihindarkan, karena penggiringan opini bukan merupakan fungsi sebenarnya dari lembaga survei," katanya.

Hanta menegaskan lembaga survei fungsi sebenarnya untuk memetakan kondisi dan memprediksi kemungkinan pilihan masyarakat.

Sementara itu, pengamat politik Eep Saefulloh fattah mengatakan hasil survei dari lembaga survei meskipun berbeda-beda tapi tidak dapat mengubah keputusan masyarakat dalam menentukan pilihannya.

Karena itu, kata dia, lembaga survei harus jujur mengungkap hasil penelitiannya, sehingga tidak menimbulkan kontroversial.

Direktur Eksekutif PolMark Reseacrh Center (PRC) Indonesia ini menambahkan, kesimpulan hasil survei yang disampaikan ke publik adalah sesuai data yang diperoleh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement