Ahad 22 Jan 2017 06:07 WIB

Hidayat Nur Wahid Ingatkan Pemimpin Jangan Kufur Nikmat

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
Foto: mpr
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyatakan, seorang pemimpin baik skala besar atau kecil adalah rahmat dan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga. Sebab, jabatan adalah amanah Tuhan dan rakyat. 

Sehingga, kata dia, siapa pun yang mengemban amanah mesti bersyukur agar tidak kufur nikmat. Karena, pemimpin yang kufur nikmat dan tidak bersyukur akan mengarah kepada berbagai perilaku negatif, seperti tidak komitmen terhadap janji, represif, hingga tidak bermoral. 

''Jika dia selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat maka dia adalah pemimpin yang selalu selalu wawas diri, meningkatkan kualitas diri karena dia tahu semua adalah anugerah Allah SWT,'' ujar Hidayat, saar membuka secara resmi Indonesia Student Leadership Camp VI – Nusantara Student Leadership Camp Depok-Kualalumpur, di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat, Sabtu (21/1).

Hidayat mengungkapkan, umat Islam memiliki teladan dan contoh agung dalam mencari sosok seorang pemimpin, yakni sosok Rasulullah SAW.  Bahkan kepemimpinan Rasulullah pun diakui dunia. Seorang penulis terkenal dunia Michael H Hart mengeluarkan buku masyhur berjudul The 100. Buku ini memuat 100 tokoh dunia yang memiliki pengaruh kuat dalam sejarah manusia.  ''Di urutan pertama, dia memasukkan nama Nabi Muhammad SAW,'' ujarnya.

Menurut Hidayat, Michael melihat kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan yang universal. Bukan semata-mata milik Dunia Arab. Oleh karena itu, generasi muda Islam harus menyadari teladan tersebut dan harus mulai mencontoh keteladanan Rasul. 

''Potensi generasi muda sekarang sangat luar biasa. Kesempatan belajar sangat terbuka luas, didukung dengan berbagai teknologi yang sangat luar biasa.'' ujarnya.

Hidayat berpesan, generasi muda Islam Indonesia harus memahami potensinya dan harus juga memahami karakter masing-masing. Keberhasilan dan kegagalan adalah dua sisi yang harus dipahami dengan benar. ''Kesuksesan adalah buah dari kesuksesan dahulu yang terulang saat ini, kegagalan saat ini adalah kegagalan dahulu yang diulang kembali saat ini,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement