Ahad 22 Jan 2017 10:21 WIB

Kemenag Dukung Pertemuan Ulama Tarekat se-ASEAN

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama mendukung rencana pertemuan Ulama Tarekat se-ASEAN yang akan diselenggarakan oleh Dewan Ulama Tarekat Indonesia (DUTI). Dukungan ini disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin saat menerima rombongan DUTI yang dipimpin oleh Tengku Syeikh Muhammad Ali Ar-Rabbani yang juga Mursyid Tarekat Qodiriyah Hanafiyah, di Jakarta.

Pertemuan Ulama Tarekat ini akan diselenggarakan di Ponpes Tasawuf Rabbni, Desa Koto Sani Kecamatan Sepuluh Koto Singkarak Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat pada 1 - 2 April 2017 mendatang. "Apa yang dilakukan oleh para Ulama Tarekat ini sangat sejalan dengan visi dan misi Kemenag. Sebagai perwakilan dari pemerintah, sudah menjadi kewajiban Kemenag untuk mendukung kegiatan mulia ini, minimal pemerintah memfasilitasi. Kami, Kementerian Agama mendukung pertemuan ini," ujar Lukman, akhir pekan

"Kegiatan ini sangat penting. Untuk itu, jika diijinkan, kami akan menyampaikan ke Bapak Presiden. Tapi semua tergantung Panjenengan semua," imbuh Menag.

Menurut Tengku Syeikh Muhammad Ali Ar-Rabbani, pertemuan ini merupakan perkembangan dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan Ulama Tarekat se-Sumatera Barat yang menghasilkan DUTI. Dalam kegiatan yang akan mengangkat tema: Cinta Agama, Bela Negara tersebut, beberapa Ulama Tarekat dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura juga telah menyatakan kesediaannya untuk hadir. "Saat ini kami masih menunggu konfirmasi dari Ulama Tarekat di Filiphina dan Thailand," ujarnya.

"Insya Allah nanti akan kita deklarasikan Dewan Ulama Tarekat se-ASEAN. Ketua Jatman Habib Lutfi bin Yahya juga bersedia hadir," imbuh Syeikh Ar-Rabbani.

Dalam silaturahim tersebut, didiskusikan sejarah perjalan para Ulama Tarekat dari Maroko Afrika Barat, Russia, Cina, India hingga Nusantara. Dibahas pula, bahwa ilmu pengetahun modern hingga saat ini belum mampu menjawab berbagai tantangan dan persolan zaman. Akibatnya, banyak masyarakat menjadikan tarekat sebagai alternatif.

Selain itu, pertemuan ini juga membahas peran para Ulama Tarekat dalam mengislamkan dunia, berjuang memerdekakan banyak negara termasuk Indonesia.

"Setelah itu, para ulama Tarekat menarik diri dari dunia, dari politik dan dari panggung. Sudah saatnya para ulama tarekat bangkit dan muncul kembali untuk berperan serta dalam membenahi bangsa, namun bukan untuk bermain politik," imbuh Syeikh Muhammad Ali Ar-Rabbani.

 

sumber : kemenag.go.id
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement