Ahad 22 Jan 2017 18:08 WIB

Hari Pertama Bertugas, Trump Kunjungi Markas CIA

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Angga Indrawan
President Barack Obama (R) greets President elect Donald Trump at inauguration ceremonies swearing in Donald Trump as the 45th president of the United States on the West front of the U.S. Capitol in Washington, U.S., January 20, 2017.
Foto: REUTERS
President Barack Obama (R) greets President elect Donald Trump at inauguration ceremonies swearing in Donald Trump as the 45th president of the United States on the West front of the U.S. Capitol in Washington, U.S., January 20, 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengunjungi markas CIA di Virginia Utara, pada Sabtu (21/1) sore. Kunjungan tersebut menunjukkan iktikad baik Trump kepada CIA setelah sebelumnya memberikan kecaman keras terhadap lembaga intelijen itu.

"Tak seorang pun yang merasa komunitas intelijen dan CIA lebih kuat, selain dari Donald Trump," kata Trump, dikutip The Washington Post, Ahad (22/1).

Trump mengucapkan terima kasih kepada para anggota intelijen atas pelayanan mereka. Kunjungan Trump ke CIA adalah kunjungan pertama dari serangkaian kunjungan Trump ke badan-badan federal AS selama beberapa pekan ke depan.

Hal ini juga menunjukkan sinyal perbaikan hubungan antara presiden AS baru dan komunitas intelijen, yang sebelumnya diwarnai dugaan fitnah. Trump sempat mengecam komunitas intelijen atas investigasi bermuatan politis terkait peretasan yang dilakukan Rusia dalam pemilu 2016.

CIA menuduh Moskow telah campur tangan dalam pemilu, yang tidak hanya mengganggu mekanisme demokrasi AS, tetapi juga membantu Trump mengalahkan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Dalam konferensi pers pada 16 Januari lalu, Trump menyamakan para pejabat intelijen AS dengan Nazi. Ia juga menyerang Direktur CIA, John Brennan, yang mengundurkan diri pada Jumat (20/1) setelah akhir masa jabatan Presiden Barack Obama.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer, mengatakan Trump seharusnya tidak merendahkan pengorbanan dan pelayanan perwira intelijen. Pernyataan buruk tidak bisa disampaikan bahkan jika ia tidak menyukai tindakan komunitas intelijen. "Para pria dan wanita itu begitu sering melayani kita melalui komunitas intelijen tanpa pengakuan. Itu yang harus kita pahami atas pengorbanan yang mereka buat," kata Spicer.

Kunjungan Trump dilakukan setelah jajaran pimpinan CIA telah berganti. Brennan dan wakilnya, David Cohen, telah meninggalkan posisi mereka dan mengosongkan ruangan mereka yang ada di lantai tujuh. Calon yang diajukan Trump untuk memimpin CIA adalah Mike Pompeo, yang belum mendapatkan konfirmasi dari Senat. Proses konfirmasi tertunda karena adanya suara keberatan dari Senator Ron Wyden.

Hanya dua calon ajuan Trump yang telah dikonfirmasi Senat pada Sabtu (21/1), yaitu Menteri Pertahanan James Mattis dan Menteri Dalam Negeri John F. Kelly. Mattis dan Kelly telah dilantik oleh Wakil Presiden, Mike Pence.

Baca: Bicara Lewat Telepon, Jokowi-Trump Harap Kerja Sama Saling Menguntungkan 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement