REPUBLIKA.CO.ID, SANLI URFA -- Sabtu (21/1) siang sekitar pukul 12.00 waktu setempat, tim relawan Rumah Yatim akhirnya tiba di salah satu lokasi pengungsian warga Suriah di Sanli Urfa, Turki. Di Sanli Urfa ini setidaknya terdapat 5.000 anak-anak yang masih usia sekolah 5-18 tahun.
Sebagian besar dari anak-anak itu adalah anak-anak yatim piatu. Kini mereka menempati tenda-tenda bersama saudara-saudara mereka semisal paman atau kakek nenek saja mereka menyusul konflik kemanusiaan yang terjadi di Suriah.
"Di tempat inilah kami membagi-bagikan bantuan yang dibawa dan selebihnya bantuan akan berupa bahan makanan sebanyak satu kontainer diberikan pada Ahad (22/1, hari ini-red), " ujar relawan Rumah Yatim, Abdurahman hanya kepada Republika.co.id.
Abdurahman menjelaskan, sebelumnya tim relawan sempat menemui Kepala Penanggung Jawab Pengungsi dari Pemerintah Turki yakni Zaky. Kepada relawan disebutkan, di Turki terdapat 25 camp pengungsian, dimana Sanli Urfa adalah salah satunya. Total pengungsi mencapai 16 ribu jiwa.
Bahwa di Turki, menurut Zaku ada 25 titik pengungsian. Dibutuhkan 2 miliar dolar AS atau sekitar 26 triliun per bulan untuk menangani para pengungsi.Dari populasi 16 ribu pengungsi itu, disiapkan rumah sakit yang menangani 350 orang pasien per hari. Termasuk pelayanan kelahiran. Ada sekitar 150 orang atau 150 bayi yang lahir setiap bulannya di kamp pengungsi ini.
"Melihat kondisi yang ada, para pengungsi butuh uluran tangan dunia khususnya Indonesia untuk pendidikan dan kesehatan para penhungsi," ujarnya.
Di Sanli Urfa sendiri dibutuhkan 600 miliar per bulan yang diperuntukkan bagi penanganan kesehatan dan makanan para pengungsi. Untuk tiket makan per orang, katanya, diperlukan sedikitnya 100 lira per orang per bulan atau setara Rp 355.774,39. Jadi untuk memenuhi kebutuhan makan saja setiap bulannya dibutuhkan Rp 5,68 triliun.
"Kamp di Sanli Urfa dilengkapi dengan 12 masjid. Enam masjid untuk laki-laki, dan enam masjid lainnya untuk perempuan."