Ahad 22 Jan 2017 20:49 WIB

Tiga Tersangka Pengedar Tembakau Gorila Diamankan Polisi

Rep: Mabruroh/ Red: Budi Raharjo
Pengedar tembakau gorila beserta barang bukti yang disita polisi.
Foto: mabruroh
Pengedar tembakau gorila beserta barang bukti yang disita polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Narkoba Polda Metro Jaya mengamankan tiga tersangka pengedar tembakau gorila. Tiga tersangka berinisial TST (25 tahun), AAF (19), dan MY (25).

Direktur Narkoba Polda Metro Jaya  Kombes Rico Afinta mengatakan penangkapan pertama dilakukan pada tersangka TST di kawasan Tebet pada Rabu (18/1) siang. Dari tangan TST, penyidik mendapatkan 2,85 tembakau gorila dalam tiga bungkus plastik klip dan satu botol plastik berisi 6,69 gram tembakau gorila.

Selalanjutnya penyidik kembali melakukan penangkapan pada AAF di kawasan Jagakarsa sekitar pukul 02.00 WIB. Dari kos-kosan AAF penyidik mendapatkan barang bukti 26 plastik klip isi tembakau gorila dengan berat 96,92 gram kemudian 50,13 gram di papper bag.

"Ini merupakan pengembangan dari tersangka TST yang membelinya secara online pada AAF," ujar Rico di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/1).

Nampaknya kata Rico, AAF juga mendapatkan tembakau gorila dari pemasok yang lebih besar lagi. Sehingga dilakukan pengembangan dan berhasil mengamankan MY di daerah kampung utan, Bekasi pada Sabtu (21/1) malam pukul 21.30 WIB setelah dilakukan pencarian selama 19 jam.

"Kami mendapatkan barang bukti berupa 10,5 kilogram tembakau gorila yang di kemas dalam bentuk kemasan 500 gram dan di jual seharga tujuh juta per bungkus," kata Rico.

MY, lanjut Rico mengaku baru menjadi pemasok selama satu tahun. Dari modal awal Rp 37 juta sekarang meraih keuntungan Rp 500 juta seperti yang tercantum dalam buku rekening yang disita.

Rico belum bisa memastikan di mana sebenarnya produksi tembakau gorila tersebut dibuat. Apakah di luar negeri atau di dalam negeri, pasalnya tembakau yang digunakan hanyalah tembakau pada umumnya untuk merokok hanya saja dicampurkan oleh cairan kimia sehingga menimbulkan efek melayang dan ketagihan.  "Pengedar besar kami terus tarik ke atas, kami yakinkan betul sampai kepada produsennya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement