REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Amelia Anggraini meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertindak cepat atas kejadian yang mengakibatkan 16 orang menderita antraks tipe kulit. Sebanyak 15 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh, dan 1 orang meninggal dunia di Kulonprogo beberapa waktu lalu. Namun demikian, penyebab kematian tersebut belum dapat dipastikan mengingat pasien juga menderita komplikasi diabetes dan penyakit jantung, serta berusia lanjut (78 tahun).
Selain menimpa manusia, akibat antraks, 1 ekor sapi dan 14 ekor kambing mati. Kematian ternak tersebut terjadi sejak November dan tidak pernah dilaporkan. “Kemenkes harus bergerak cepat untuk berkoordinasi dengan lintas kementerian guna mencegah penyebaran Anthrax tersebut,” ujar Amelia dalam siaran persnya, Ahad (22/1).
Amelia juga meminta pencegahan anthraks tidak hanya di satu wilayah kejadian saja. Melainkan di wilayah-wilayah lain untuk mencegah dini sebaran antraks yang diduga belum diketahui obatnya itu.
“Tidak cukup hanya tindakan endemik saja, namun juga tindakan antisipasi mewabahnya antraks di wilayah-wilayah lain,” kata Amelia.
Pentingnya informasi bagi masyarakat, menurut politisi Nasdem itu juga dirasa mendesak. Kemenkes melalui bagian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) perlu melakukan sosialisasi untuk membangun kesadaran masyarakat pola hidup sehat. Kiat-kiat seperti tidak memakan daging hewan dan sayur dari wilayah yang terkena antraks memastikan membeli daging bersertifikat perlu dilakukan ke masyarakat untuk mewujudkan pola hidup sehat.
Agar kejadian tersebut tidak meluas, Amelia juga mengusulkan dibentuknya Tim Penanganan lintas instansi baik di tingkat propinsi dan kabupaten. Tim bisa terdiri dari unsur paramedis, unsur Dinas Pertanian dan Peternakan, dan unsur-unsur terkait.
“Tim tersebut nantinya akan melakukan kajian, fact finding terkait wabah antraks penanganan wabah penyakit, dan sosialisasi baik lewat saluran media massa dan langsung di tengah masyarakat tentang bahaya antraks," ujar Amelia.