REPUBLIKA.CO.ID,ROMA — Paus Franciskus memperingatkan munculnya pemimpin populis seperti Adolf Hitler. Paus Franciskus kemudian berkomentar untuk surat kabar Spanyol El Pais bersamaan dengan upacara pelantikan Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump.
Selama wawancara, Paus mengutuk penggunaan dinding dan kawat berduri untuk mencegah orang asing masuk ke AS. Namun, Paus Franciskus berpendapat terlalu dini untuk menilai Trump.
“Saya pikir kita harus menunggu dan melihat (bagaimana Trump),” kata Paus Francis, dikutip dari The Independent, Ahad (22/1).
Ketika ditanya apakah ia khawatir tentang kebangkitan populisme di Amerika Serikat dan Eropa, Paus Franciskus mengatakan orang lain tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama seperti pada 1930-an. Saat itu orang-orang beralih ke “penyelamat” untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan politik yang berakhir dengan perang.
“Krisis memprovokasi ketakutan, (seperti) alarm. Menurut pendapat saya, contoh yang paling jelas dari populisme Eropa adalah Jerman pada 1933,” ujarnya.
“Seorang yang tenggelam dalam krisis, yang mencari identitas kemudian pemimpin karismatik ini datang dan berjanji untuk memberikan identitas kembali. Ia memberikan mereka identitas yang menyimpang dan kita semua tahu apa yang terjadi,” kata Paus kembali menjelaskan.
Dalam masa krisis, menurut Paus Franciskus, orang-orang lemah terhadap pertimbangan. “Itu sebabnya saya selalu mencoba untuk mengatakan pembicaraan di kalangan sendiri, berbicara satu sama lain’,” ujarnya.
Selama kampanye Presiden Trump, Paus menggambarkan pria berusia 70 tahun ini sebagai “orang bukan beragama Kristen”. Sebab Trump ingin membangun dinding di perbatasan Meksiko. Trump kemudian merespon dengan pernyataan “Hal ini memalukan” kepada Paus Franciskus.