REPUBLIKA.CO.ID,YERUSSALEM -- Israel mengumumkan rencananya untuk membangun sekitar 600 perumahan baru di wilayah kependudukan Yerusalem timur hanya dua hari setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden AS.
Pengumuman tersebut dibuat oleh pemerintahan Israel yang semakin berani berkat pemerintahan baru Trump. Kebijakan Trump dengan jelas menyatakan akan lebih pro-Israel dan permukiman dibandingkan pemerintahan Barack Obama.
Dalam laporan the Guardian, pejabat senior Palestina mengutuk rencana tersebut. Mereka khawatir kepemimpinan Trump bisa menjadi sinyal kematian harapan membentuk negara sendiri serta akhir dari proses perdamaian Oslo.
Pengumuman itu telah ditunda selama beberapa bulan di akhir pemerintahan Obama yang sebelumnya mengutuk setiap rencana pembangunan permukiman baru. Rencana itu dianggap menjadi hambatan dalam mencari solusi perdamaian dua negara.
Resolusi Dewan Keamanan PBB meminta seluruh permukiman Israel dihentikan di wilayah pendudukan pada Desember lalu setelah pemerintah Obama menolak untuk memveto. Ada sekitar 430 ribu rumah warga Israel di Tepi Barat dan 200 ribu lainnya di Yerusalem Timur, wilayah yang digadang-gadang menjadi ibu kota Palestina di kemudian hari. Permukiman itu telah lama dinilai ilegal oleh komunitas internasional.