Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Shalat Dzuhur berjamaah saatmelakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Shalat Dzuhur berjamaah saatmelakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Shalat Dzuhur berjamaah saat melakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI shalat dzuhur berjamaah saat melakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI shalat dzuhur bersama saatmelakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI berdoa usai shalat dzuhur berjamaah saat melakukan aksi di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1). (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI melaksanakan shalat Zhuhur berjamaah saat Aksi Bela Ulama di samping Polda Metro Jaya, Jakarta,Senin (23/1).
Aksi tersebut digelar untuk mengawal jalannya pemeriksaan Habib Rizieq Shihab, yang diperiksa perihal kegiatan ceramah seperti yang diunggah di akun Youtube FPI TV pada 25 Desember 2016. Dalam interaksi dengan jamaah yang hadir, Rizieq mengucapkan soal rupiah baru dan logo palu arit, lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).
Advertisement