REPUBLIKA.CO.ID, Laga pramusim yang mempertemukan dua klub Brasil, Chapecoense dan Palmeiras di stadion Arena Conda, Sabtu (21/1) tiba-tiba terhenti pada menit ke-71. Seluruh isi stadion yang terletak di Kota Chapecho, Santa Carina, Brasil itu kompak mengheningkan cipta pada menit tersebut. Usai sejenak terdiam, seluruh manusia di sana berteriak. "Vamos Chape, vamos Chape, vamos Chape," sebut mereka.
Teriakan tersebut ditujukan untuk memperingati kecelakaan pesawat yang menewaskan 71 orang di Kota Medellin, Kolombia, akhir November 2016 silam. Pesawat dengan nomor penerbangan CP2933 tersebut mengangkut pemain, pelatih, dan staf Chapecoense yang kala itu hendak terbang dari Brasil menuju Kolombia untuk melakoni laga final leg pertama Copa Sudamericana 2016 (setara Liga Europa di Eropa) melawan Atletico Nacional.
Laga final itu lantas tak pernah terlaksana karena Chapecoense kehilangan nyaris seluruh skuat dan ofisial klub akibat insiden kecelakaan tersebut. Suasana haru dengan derai air mata pun mengalir kala klub Liga Serie A itu kembali berlaga untuk pertamakalinya akhir pekan lalu.
Puluhan ribu orang yang memadati stadion berkapasitas 20 ribu tempat duduk itu seolah tengah menghadiri upacara kembalinya sang klub idola. Laga dimulai dengan kehadiran para korban selamat yang hanya berjumlah enam orang dan segenap perwakilan dari mereka yang nyawanya tak terselamatkan.
Ribuan hasil kerajinan tangan, origami yang melambangkan hati, kesehatan dan kemakmuran hidup menghiasi penjuru Arena Conda pada laga tersebut. Sebelum laga dimulai, tampak penggawa Chapecoense, Jackson Follman yang selamat dalam insiden kecelakaan ada di tengah lapangan.
Menggunakan kursi roda, kiper kedua Chapecoense itu menggengam trofi Copa Sudamericana yang kini jadi milik mereka setelah Atletico Nacional merelakkannya untuk klub berjuluk Verdao (Si Besar Hijau) itu. Tampak Follman yang kaki kanannya telah diamputasi menitikkan air mata bersama orang-orang yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut.
Berikut video suasana laga persahabatan Chapecoense lawan Palmeiras. (Sumber: Youtube)
Usai laga, Follman beserta para perwakilan pemain yang wafat mendapatkan medali sebagai tanda kepahlawanan mereka di mata pendukung dan klub. Satu spanduk membentang panjang di stadion terlihat mencuri perhatian Follman.
Spanduk tersebut bertuliskan ; Sang Juara Abadi. Meski laga berakhir tanpa adanya pemenangal karena berakhir dengan skor 2-2, peluit akhir pertandingan disambut riuh oleh seisi gelanggang.
Dikutip dari Telegraph, seorang fan bernama Sizelda Filipi mengaku terpanggil untuk datang ke Arena Conda karena Chapecoense adalah simbol kota mereka. "Kami tidak bisa untuk tidak ada di sini hari ini. Kami sangat emosional. Tapi kami yakin ini adalah awal baru yang baik bagi klub," kata di dikutip Senin (23/1).
Eks pemain Chapecoense yang hadir pada laga tersebut, Janca sangat terharu dengan semangat dan upaya bekas timnya membangun kembali kekuatan usain porak poranda akibat peristiwa memilukan tiga bulan silam. Menurutnya, kekuatan Chapecoense yang kini mayoritas dihuni skuat U-23 sangatlah membanggakan karena bisa menahan seri tim besar seperti Palmeiras. "Ini luar biasa, bagaimana cara tim membangun kembali kekuatan. Mungkin butuh waktu, tapi saya yakin fan akan mendukung para pemain baru ini," kata dia
Seusai laga uji coba ini, Chapeconese akan langsung terlibat dalam ragam kompetisi 2017. Sebagai juara Sudamericana, selain di kompetisi lokal Chapecoense juga akan terlibat di ajang Copa Libertadores yang setara dengan Liga Champions di Eropa.