Senin 23 Jan 2017 14:09 WIB

ICMI Temui Presiden, Bahas Kebinekaan Hingga Bank Wakaf

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) menerima Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddqie (tengah) bersama pengurus di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kanan) menerima Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddqie (tengah) bersama pengurus di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendikiawan‎ Muslim Indonesia (ICMI) mendatangi Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pertemuan ini, Ketua ICMI Jimly Asshiddiqie didampingi Wakil Ketua ICMI Prio Budi Santoso dan Ilham Habibie.

Jimly menuturkan, ICMI menyampaikan beberapa hal kepada Presiden Jokowi setelah menyelesaikan Silahturahim Kerja Nasional (Silatnas) dalam rangka ulang tahun ke-20.

Dari Silatnas ini, ICMI bertekad kembali menghidupkan kegiatan-kegiatan ilmiah di kampus-kampus Islam dengan perspektif ilmiah dan ilmu serta moral.

"Ini kita gerakan. Sekaligus menangkal hal yang muncul dan masuknya pengaruh-pengaruh irasionalitas ke dalam dunia kampus," kata Jimly dalam konferensi pers, Senin (23/1).

Selain menumbuhkan pendidikan ilmiah, ICMI juga bakal melakukan pelatihan-pelatihan kepemimpinan baik di bidang politik, maupun kewirausahaan‎.

Menurut Jimly,‎ ICMI juga cukup fokus dengan persoalan kebinekaan yang saat ini mendera Indonesia. Kebinekaan sebenarnya menjadi kenyataan dalam kehidupan berbangsaan.

Sehingga tidak akan mungkin ada kekuatan yang bisa menghilangkan ciri keindonesiaan. "Walaupun, sulit bagi kita berharap bawah tidak akan ada masalah dalam pengelolaan atas kebinekaan yang ada," ujarnya. 

Baca juga, ICMI: Indonesia Krisis Kader Nasional.

Hal yang paling penting, kata Jimly, bagiamana suasana seperti ini bisa dikelola dengan tepat di tengah ramainya pemilihan kepala daerah (Pilkada).

"Mudah-mudahan selesai pilkada jangan sampai gejolak antipluralitas ini terus berlanjut. Jangan sampai kelompok-kelompok dipertegang, sehingga menyulitkan membangun kerukunan," ujar Jimly.

‎Presiden, kata Jimly, juga merespons kesenjangan sosial yang terlihat pascaaksi 212. Ini memperlihatkan ada masalah kesenjangan sosial yang harus segera dituntaskan.

Di samping itu, ICMI juga menjelaskan mengenai Bank Wakaf Fentura yang akan dibangun oleh ICMI dan organisasi masyarakat (ormas) Islam lain. Bank ini diharap menjadi motor penggerak perekonomian‎ dengan kerja sama semua ormas Islam.

‎Terakhir, ICMI menjelaskan kepada Presiden akan membentuk Religius Harmon Forum. Forum ini dibangun untuk menyatukan berbagai kalangan baik Muslim maupun non-Muslim. Forum ini juga diharap bisa mempertemukan para cendikiawan masing-masing agama dalam memecahkan segala persoalan demi pembangunan bangsa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement