REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kesedihan tampak masih menyelimuti keluarga peserta Diksar Mapala UII yang meninggal, Syaits Asyam (19 tahun). Meskipun sudah ikhlas dengan kepergian Asyam, sang ibu, Sri Handayani (47), mengaku menyayangkan sikap pengurus Mapala UII.
Panitia Diksar tidak memberi informasi langsung mengenai kondisi Asyam pada keluarga. Sri bahkan baru mengetahui Asyam dirawat di RS Bethesda dari teman-temannya yang menjenguk. "Saya ditelepon jam 10.30 oleh teman kuliah Asyam. Lalu saya ke Bethesda jam 11.30. Sampai ke sana, saya kaget. Badan Asyam sudah banyak luka," katanya saat ditemui di rumah duka, Medari, Sleman, Senin (23/1).
Menurutnya, Asyam sudah datang ke rumah sakit dalam keadaan nafas terengah-engah. Kemampuan berbicara pun sudah berkurang. Maka itu mahasiswa jurusan Teknik Industri ini hanya bisa menceritakan 70 persen dari kronologi kejadian.
Sebelum meninggal, Asyam menuturkan pada sang ibu bahwa dirinya sempat dipukuli oleh seorang senior Mapala. Punggungnya diinjak 10 kali dan lehernya diberi beban air. Berdasarkan hasil otopsi dari rumah sakit, di dada kanan Asyam terdapat memar dan paru-paru sebelah kanannya luka.
"Cerita dari teman Asyam, tadinya dia mau mengundurkan diri, tapi dilarang oleh panitia," kata Sri Handayani. Saat kondisinya mulai memburuk dan mengalami diare pada Sabtu (21/1), Asyam justru dibawa ke Kampus UII oleh panitia. Baru setelah itu dibawa ke RS Bethesda.
Sesampainya di RS Bethesda pun, panitia tidak melaporkan kondisi Asyam pada keluarga. Sampai akhirnya dokter mengatakan, kalau terjadi apa-apa pada Asyam merekalah yang harus bertanggung jawab. Bahkan, sampai saat ini keluarga belum bertemu dengan panitia Diksar Mapala UII. "Kalau dari rektorat sudah ketemu keluarga, tapi belum bisa beri keterangan apapun," ujarnya.
Karena meninggalnya Asyam masih menyisakan tanda tanya bagi keluarga, pihak keluarga pun melayangkan laporan pada kepolisian. Bagi keluarga dan rekan-rekannya, Asyam dikenal sebagai sosok yang ramah, baik, dan berprestasi. Bahkan ia sering menjadi delegasi kampus dalam ajang-ajang internasional.