REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak semua ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Indonesia untuk serentak melakukan tanam cabai. Penanaman cabai bisa dilakukan di pekarangan rumah masing-masing.
“Bisa dibayangkan kalau 60 juta rumah tangga tanam cabai, hanya lima batang per rumah tangga, itu selesai masalah, bisa dinikmati tujuh sampai delapan bulan,” kata Mentan saat menghadiri pencanangan Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, di Semarang, Senin (23/1).
Menurut Mentan, masalah tingginya harga cabai saat ini bisa diselesaikan dengan gerakan masif para ibu rumah tangga. Bahkan, apabila semua rumah tangga yang memiliki pekarangan bisa menanam cabai sendiri, maka biaya pengeluaran rumah tangga bisa ditekan.
Amran memberikan ilustrasi, apabila uang belanja bulanan untuk membeli cabai, bawang, sayur-mayur, bisa ditekan Rp 1 juta dengan menaman di pekarangan rumah, dikali potensi 60 juta rumah tangga yang memiliki pekarangan, maka sama artinya ada Rp 60 triliun biaya belanja rumah tangga per bula yang dapat ditekan.
“Rp 60 triliun ini luar biasa kalau ibu-ibu PKK bergerak, dan ini adalah solusi permanen,” kata Mentan.
Karena itu, Mentan berharap, semua ibu-ibu PKK di Nusantara berpartisipasi aktif untuk mendukung upaya pemerintah guna mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Adapun untuk kebutuhan benih cabai, bawang, dan sayur mayur yang diperlukan, rumah tangga bisa memintanya melalui dinas pertanian daerah setempat atau BPTP di daerahnya maisng-masing. Semua benih dibagikan gratis dengan catatan harus ada laporan penanaman benar-benar dilakukan di pekarangan rumah.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, gerakan menanam cabai di pekarangan rumah sebenarnya sudah dilakukan di Jateng. Bahkan, sampai saat ini sudah ada tiga kota yang berhasil melakukan panen cabai pekarangan, yakni Banyumas, Cilacap, dan Semarang.
“Jadi gerakan ini sudah jalan sebetulnya, tinggal semuanya disinergikan. Untuk keperluan rumah tangga itu minimal satu rumah lima pohon cukup. Dalam tiga sampai empat bulan bisa panen,”kataya.
Atikoh menambahkan, hal yang kini diperlukan ibu-ibu PKK adalah pendampingan teknologi dan penyuluhan mengenai penanganan pascapanen. Saat ini, rata-rata tanaman cabai pekarangan baru bisa berbuah dan dipetik setelah enam bulam ditanam. Padahal, dengan pembaharuan teknologi, masa panen bisa dipercepat menjadi tiga sampai empat bulan.
Begitu pun penanganan pascapanen. Umumnya, rata-rata usia kesegaran cabai yang bisa dipetik hanya beberapa hari saja. Padahal, kata Atikoh, setelah berbuah, tanaman cabai bisa dipetik setiap hari sampai 10 kali masa panen.
“Kami butuh teknologi atau program yang bisa memperpanjang umur masa pascapanen. Dengan begitu juga langsung bisa turut meningkatkan ekonomi keluarga,” ujar Atikoh.