REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pihaknya ingin agar biaya logistik di Indonesia bisa lebih efisien. Hal ini bisa menurutnya terjadi dengan integrasi antara Pelindo I, II, III dan IV.
Saat ini, proses dwelling time atau waktu tunggu bongkar muat peti kemas yang terjadi di empat pelabuhan tersebut rata-rata sudah di bawah tiga hari. Waktu Pelindo II saja sudah menginjak 2,5 hari. Namun, ia menilai, tak hanya pengurusan proses bongkar peti kemas saja yang cepat, biaya untuk pelaksanaan juga harus efisien.
"Memang sudah memenuhi target semua, di bawah tiga hari, tapi kita juga harus bisa buat adanya cost efficiency. Kalau produktivitas tinggi tapi juga efisien kan lebih menarik," ujar Luhut saat ditemui dalam kunjungannya ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (23/1).
Luhut akan melakukan pertemuan dengan Pelindo pada Rabu (25/1) untuk membahas skema integrasi. Nantinya, ia akan memetakan destinasi impor berada pada provinsi mana saja dan wilayah mana yang harga produksinya paling efisien.
Ketika ada skema intefrasi dan efisiensi, ia berharap harga pangan dan bahan pokok di Indonesia timur bisa semakin ditekan dan bisa dijangkau oleh para masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu cara agar pemerataan bisa terjadi.
"Ini saya mau efisiensi sea toll. Nanti bahas integrasi. Kalau itu di alankan, efisiensi lebih menurun. Kenapa kapal harus Singapura, kenapa gak dari Jakarta saja? Kita hemat bisa 1 juta teus," ujar Luhut.